Sukses

Dirut Garuda Tak Permasalahkan Banyak Orang Lama Jadi Bawahan

Mantan Dirut PT Inti ini menyebut keberadaan orang lama tetap dibutuhkan karena perusahaan membutuhkan keberlanjutan.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra tak mempermasalahkan masih adanya 'orang lama' di tubuh direksi yang baru. Apalagi pemilihan jajaran direksi dilakukan oleh para pemegang saham.

Dia meyakini mempertahankan direksi yang lama pasti melalui sejumlah diskusi serius. "Mohon dipahami direksi itu yang memilih pemegang saham dan tentu perlu banyak diskusi," kata Irfan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Dari enam jajaran direksi Garuda yang baru setidaknya ada 5 nama lama yang masih menjabat sebagai direktur. Mereka adalah Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Fuad Rizal, Direktur Operasi: Tumpal Manumpak Hutapea, Direktur Human Capital: Aryaperwira Adileksana, Direktur Teknik: Rahmat Hanafi, dan Direktur Niaga dan Kargo: M. Rizal Pahlevi

Mantan Dirut PT Inti ini menyebut keberadaan orang lama tetap dibutuhkan karena perusahaan membutuhkan keberlanjutan.

Memang dia tak mau menutup mata dengan berbagai kesalahan yang pernah terjadi. Tetapi itu bukan satu-satunya penilaian tunggal.

Terlepas dari itu semua, dia melihat para direksi lama adalah orang-orang terbaik yang dimiliki Garuda. Mereka juga memiliki kecintaan pada maskapai penerbangan negara ini. "People old make mistake in old life. Mereka ingin Garuda maju kok," kata dia.

Selain itu, dia juga berkomitmen untuk mempertahankan posisi direktur tetap diisi oleh internal Garuda. Sebab jika mendatangkan orang baru dari luar Garuda, dia khawatir akan mematikan motivasi karyawan yang meniti karier dari bawah.

"Kalau di perusahaan kan anda harus kuliah dan suatu hari bertekad jadi dirut," katanya.

Sebagai CEO dia mengatakan harus melihat ke depan. Tidak selalu menengok ke belakang. Masa lalu dilihat cukup seperti kaca spion.

"Pengalaman hidup saya mengatakan kalau lihat ke belakang itu suka jatuh, makanya saya mau lihat ke deoan aja," jelas dia.

Reporter: Anisyah Alfaqir

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Garuda Indonesia Belum Tutup Rute Penerbangan ke Negara Terjangkit Virus Corona

Wabah virus corona kembali menjalar ke beberapa negara. Virus asal China ini mulai merebak keempat negara di Asia Tenggara, salah satunya Vietnam, Singapura dan lainnya.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Persero Irfan Setiaputra mengatakan belum ada rencana menutup rute penerbangan ke beberapa negara terjangkit virus Corona. Sebab hal itu berhubungan dengan pembelian tiket yang dipesan konsumen beberapa waktu sebelumnya.

Namun, jika kondisi negara tujuan makin parah, mau tidak mau rute akan ditutup sementara. "Kita enggak mau memaksakan trayek itu tetap berjalan kalau kondisinya semakin parah," kata Irfan, di Kantor BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Dia mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan otoritas negara setempat untuk memantau pergerakan penyebaran virus Corona. Dia menugaskan pegawainya untuk memastikan virus tersebut tidak menyebar lewat Garuda.

"Kita juga berharap mereka yang naik dalam kondisi sehat dan musti bisa di monitor oleh otoritas setempat," kata Irfan.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut, tindakan pencegahan telah dilakukan. Salah satunya dengan mewajibkan pekerja di bagian imigrasi untuk menggunakan masker.

"Semua petugas imigrasi kami sudah pakai masker," kata Komisaris Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Triawan Munaf 

Triawan mengaku mendapat laporan dari lapangan tingkat kewaspadaan ditetapkan secara bertingkat. Monitor dilakukan dengan menggunakan pemberitahuan dari unit keselamatan penerbangan (safety aviation) Centra Medika yang melakukan pemantauan.

Misalnya jika ada tanda-tanda mengarah pada ciri terserang virus segera ditindaklanjuti. "Dari kemarin sudah dapat alert dari chiefnya semua dugaan. Jadi ini kerja sama tingkat dunia," kata Triawan.

Reporter: Anisyah Alfaqir

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini