Sukses

Geliat Kostratani di Provinsi Banten Bikin Greget, Penyuluh Jadi Otaknya Petani

Program Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian di Kecamatan atau yang lebih dikenal dengan Kostratani jadi upaya pemerintah untuk membangun pertanian Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Cita-cita untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional dan menjadikan Indonesia menjadi negara pengekspor pangan secara nyata dibuktikan pemerintah melalui Kementerian Pertanian. Salah Satu terobosan Kementan dibawah komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) adalah Program Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian di Kecamatan atau yang lebih dikenal dengan Kostratani.

Sosialisasi program pun gencar dilakukan Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian atau disingkat BPPSDMP di berbagai provinsi, tak terkecuali Provinsi Banten pada Kamis, 24 Januari 2020 bertempat di Plaza Aspirasi KP3B Serang Banten.

Berikut respon pemerintah daerah Provinsi Banten terhadap program Kostratani dan penjelasan pentingnya Kostratani yang dipaparkan langsung oleh Kabadan PPSDMP, Dedi Nuryamsi.

BUMD Pertanian

Gubernur Provinsi Banten Wahidin Halim mengatakan terlahir dari keluarga sederhana membiasakan dirinya untuk akrab dengan dunia pertanian.

"Indonesia ini negara subur, hanya kita yang harus mengolahnya. Harus dimulai dari skala rumah tangga dimaka ada peternakan ayam, kolam ikan dan tanah yang di tamani sayur-sayuran minimal untuk kebutuhan keluarga sendiri," ujar Wahidin Halim.

Ia mendukung baik program Kementerian yang membuat sektor pertanian produktif, salah satunya adalah kostratani. Dikatakan olehnya, pemerintah provinsi telah membuat roadmap potensi pertanian di Banten. Tak hanya itu untuk melindungi petani sebagai produsen produk pertanian, pihak Provinsi Banten membuat BUMD Pertanian, sehingga tidak ada lagi tengkulak atau makelar yang membuat petani menjerit.

"Packaging dan labeling produk pertanian Banten pun kami lakukan untuk melindungi dan melestarikan produk pertanian asli Banten. Perbaikan jalan dilakukan untuk mempermudah distribusi produk pertanian, pembukaan kawasan wisata pun dilakukan agar sektor pertanian dapat mensupport kebutuhan pangan seperti kuliner maupun oleh-oleh," papar Wahidin.

Lebih lanjut Wahidin mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi makro menyebabkan turbulensi besar-besaran dan bergantung pada ekonomi global dan ekonomi dunia. Dan yang bisa bertahan hidup adalah orang-orang yang mengelola sektor pertanian.

"Untuk itu penyuluh pertanian harus bangkit dan mengembalikan jati diri penyuluh sebagai sahabat petani. Petani harus benar-benar ada dan turun ke petani sampai di pelosok untuk mendampingi petani hingga petani dapat mengelola pertanian dari hulu hingga hilir dengan baik, pesan Wahidin.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kostratani jadi pusat pembangunan pertanian

Pada kesempatan yang sama Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan bahwa Konstratani adalah pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan yang merupakan optimalisasi tugas dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) melalui berbagai strategi.

"Diantaranya melalui fasilitasi BPP dengan perlengkapan IT yang memadai, disertai dengan peningkatan kemampuan penyuluh pertanian di bidang IT, sehingga mampu bertahan dan tetap eksis di era industri 4.0," papar Prof Dedi.

Kostratani, lanjut Dedi merupakan program kerja strategis kementerian pertanian, dimana ujung tombaknya adalah penyuluh pertanian.

"Tujuan Kostratani sendiri ialah untuk pembangunan pertanian yg menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia, mensejahtrakan petani yg berjumkah 33,1 juta dan mendorong ekspor sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka peningkatan produktivitas pertanian menjadi hasil akhir yang harus dicapai, tambahnya.

3 dari 3 halaman

Penyuluh jadi kopasus pertanian

Peran kostratani dijelaskan oleh Dedi, adalah sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, pusat pengembangan jejaring kemitraan, pusat gerakan penumbuhan pengusaha pertanian millenial,pusat gerakan pendukung ekspor, pusat gerakan mendukung Pertanian Masuk Sekolah (PMS), pusat gerakan program utama Kementan.

Harapan besar Kabadan kepada penyuluh pertanian dimana penyuluh merupakan "Kopasusnya pertanian", maka penyuluh harus menjadi garda terdepan pertanian.

"Penyuluh adalah "Otaknya Petani" maka penyuluh haruslah selalu meng-upgrade pendidikan dan pengetahuan.

"Mari kita bersama-sama tingkatkan pertumbuhan pertanian Indonesia melalui 3 fokus utama yakni penyediakan pangan, Kesejahteraan petani dan Peningkatkan ekspor. Tadi Pak Gubernur menyatakan Banten memiliki potensi pertanian yang cukup tinggi diantaranya Jengkol dan Kopi, mari kita ekspor jengkol dan kopi asli Banten ini," ajak Kabadan Prof Dedi.

Diakhir sosialisasi dilakukan pula Teleconference dengan AWR pusat, AOR BPTP Sumatera Utara, BPTP Sulawesi Tenggara, BPTP Kalimantan Timur, BPTP Lampung, BPTP Jawa Tengah, Kabupaten Kutai Kertanegara, BPP Palas, BPP Tanjung Palas Utara, BPP Wundulako, serta Kabupaten Ngawi.

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.