Sukses

Pusat Perbelanjaan Prediksi Penjualan Naik 40 Persen Saat Imlek

Sejalan dengan perayaan Imlek, maka di berbagai pusat belanja para retailer juga memberikan penawaran harga spesial.

Liputan6.com, Jakarta Perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 25 Januari 2020 disambut dengan semarak di Pusat Perbelanjaan Anggota Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta. Menjelang perayaan tahun baru Imlek, kurang lebih 25 pusat perbelanjaan di Jakarta menggelar serangkaian acara untuk memeriahkannya.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Ellen Hidayat mengatakan Imlek merupakan salah satu peak season bagi retailer.

Para retailer atau tenant diharapkan dapat menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya mengingat sebagian besar pusat belanja juga mengadakan berbagai program yang dapat menyedot para pengunjung.

"Kami memperkirakan terjadi peningkatan penjualan hingga 40 persen menjelang Imlek tahun 2020 ini," jelas Ellen dalam keterangan tertulis, Senin (20/1/2020). 

Beragam acara menarik disiapkan pengelola pusat perbelanjaaan, seperti atraksi barongsai dan liong, akrobatik dari Tiongkok dan beraneka ragam pertunjukan untuk menghibur pengunjung.

Kali ini dekorasi rata-rata bernuansa warna merah cerah dengan lampion dan berbagai ornamen Imlek. Sejalan dengan perayaan Imlek maka di berbagai pusat belanja para retailer juga memberikan penawaran harga special, cash back, dan potongan harga hingga 70 persen serta berbagai hadiah menarik selama periode Imlek.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jelang Imlek, Patung Dewa Dewi Vihara Dhanagun Bogor Dimandikan

Sebelumnya, menjelang Imlek ke-2.561, Vihara Dhanagun di Jalan Suryakancana, Kota Bogor, mulai bersih-bersih. Semua sudut bangunan ibadah yang ada di dalam kompleks vihara tertua di Bogor ini turut dibersihkan, Minggu (19/1/2020).

Tak hanya itu, para rohaniwan maupun pengurus vihara juga turut memandikan patung dewa-dewi yang dipajang di dalam altar. Ritual ini disebut mandi rupang atau kimsin.

Patung yang dimandikan di antaranya Hok Tek Tjeng Sin, Kwan Im Po Sat, dan Kwan Seng Tek Kun, Tee Tjung Ong Pho, How Ciong Kun dan patung Kong Tek Tjun Ong. Patung-patung itu dianggap mereka sebagai dewa dan dewi berkedudukan tinggi.

Mulanya, satu persatu patung-patung dibersihkan dari debu. Kemudian dimasukkan ke tiga bak berisi air campur berbagai rupa kembang sebagai proses finishing ritual memandikan. Patung yang sudah dimandikan, kemudian dikeringkan di atas handuk bersih.

Sebelum melakukan ritual, umat Tridharma diwajibkan sembahyang dan menyucikan diri. Sebab, di dalam patung tersebut diyakini bersemayam roh dewa-dewi yang sangat suci.

Dalam kepercayaan umat Tridharma, menjelang perayaan Imlek, roh para dewa-dewi yang berdiam di dalam patung itu sedang naik ke langit. Sehingga patung-patung itu dalam keadaan "kosong" dan harus dimandikan.

"Tujuan sembahyang sebelum pembersihan yaitu memohon berkah keselamatan. Sedangkan sembahyang setelah selesai pembersihan, untuk memberitahukan bahwa pembersihan sudah selesai," ujar pengurus Vihara Dhanagun Khoe Yung Hin..

Pria yang akrab disapa A Yung ini menuturkan, patung yang dibersihkan ini berasal dari ruang utama, ruang naga hijau atau arah timur vihara dan ruang macan putih atau arah barat vihara.

"Di ruang macan putih ada tiga tokoh yaitu How Ciong Kun dan Kong Tek Tjun Ong serta Eyang Raden Suryakancana Winata Mangkubumi. Namun yang Eyang Suryakancana ini tidak ada gambar dan patungnya, sehingga tidak ikut dimandikan," A Yung.

 
3 dari 3 halaman

Hok Tek Tjeng Sin

Sedangkan patung yang ada di altar tengah pada ruang utama vihara merupakan tuan rumah di vihara tersebut. Karena itu nama tempat ibadah ini diambil dari nama patung tersebut.

"Nama patung di altar tengah adalah Hok Tek Tjeng Sin. Karenanya tempat ibadah ini disebut juga Hok Tek Bio. Hok Tek Bio ini merupakan Dewa Bumi," jelas A Yung.

Pada Imlek tahun ini, ada pesan moral yang hendak disampaikan kepada seluruh umat manusia di muka bumi. Di antaranya seluruh umat manusia harus hidup penuh damai, tentram, harmonis, serasi serta toleransi. Tanpa itu semua, umat manusia akan hidup tidak manusiawi dan timbul kekacauan.

"Intinya semua umat manusia ini adalah satu, yakni ciptaan Tuhan, meskipun berbeda dalam kehidupannya. Oleh karenanya, kedamaian harus diciptakan di muka bumi ini," terang Wakil Ketua Yayasan Vihara Dhanagun, Frankie Sibald. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini