Sukses

Menhub: Jakarta jadi Kiblat Pengelolaan Transportasi di Kota Lain

Budi Karya membuka peluang kemungkinan dibangunnya moda transportasi LRT dan MRT di kota kota lain.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumandi mengatakan Jakarta menjadi contoh model transportasi untuk kota-kota lain di Indonesia. Oleh karena itu penyelesaian masalah transportasi di Jakarta harus segera diselesaikan.

"Oleh karena itu kita akan selesaikan Jakarta," kata Budi Karya di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Jumat, (10/1/2020).

Budi melanjutkan, meskipun Jakarta sebagai barometer tetapi tidak harus selalu sama persis.Beberapa kota lain akan ada penyesuaian. Seperti halnya Surabaya, Medan dan Makassar yang saat ini sedang dilakukan pengembangan.

Saat ini, moda transportasi KRL dianggap paling baik jadi untuk menjawab masalah transportasi. Sebab kapasitas pengangkutan penumpang sudah baik.

Budi juga membuka peluang kemungkinan dibangunnya moda transportasi LRT dan MRT di kota kota lain. "Tapi bukan tidak mungkin membangun LRT dan MRT di kota-kota lain," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan mendirikan perusahaan patungan bernama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek. Perusahaan gabungan ini terdiri dari PT MRT Jakarta dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Wujud nyata dari perusahaan baru ini nantinya akan mengintegrasikan moda transportasi darat dengan transportasi berbasis rel kereta api. Dimulai dengan merevitalisasi 4 stasiun yaitu stasiun Pasar Senen, stasiun Juanda, stasiun Tanah Abang dan stasiun Sudirman.

"Maret nanti akan ada 4 stasiun jadi stasiun model integrasi," kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Kantor Kementerian BUMN.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anies Sebut Macet Jakarta karena Moda Transportasi Tak Terintegrasi

Sebelumnya, pada 2017, Tromptom Traffic Index menempatkan Jakarta sebagai kota termacet keempat di dunia. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ini terjadi lantaran sistem moda transportasi di Jakarta belum terintegrasi dengan baik.

Anies menjelaskan, masalah kemacetan di Jakarta karena tidak terintegrasinya pengurusan lalu lintas. Selama ini pengelolaan lalu lintas berjalan masing-masing.

"Selama ini yang terjadi adalah tidak ada pengelolaan jadi satu," kata Anies di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (10/1/2020). 

Anies menerangkan, Pemrov DKI hanya mengelola jalan. Stasiun dikelola PT KAI (Persero). Bus yang lewat jalan kelola PT Transjakarta. Satu lagi, angkutan ojek online dikelola masing-masing perusahaan.

Untuk itu, Pemprov DKI lewat PT MRT Jakarta (Perseroda) bekerja sama dengan Kementerian BUMN lewat PT KAI mendirikan perusahaan patungan bernama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek. Di perusahaan ini Pemprov DKI memiliki saham sebanyak 51 persen.

Perusahaan baru ini bakal di bawah kendali Pemprov. Alasannya, pengelolaan tata ruang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Sementara tata kelola transportasi bagian dari tata ruang daerah.

Ketika tata transportasi tidak sinkron dengan tata ruang, kaya Anies, maka melahirkan masalah, yakni kemacetan. Maka, tata transportasi dikelola Pemda agar mencerminkan tata ruang.

"Nah sekarang jadi satu, kendalinya ada di Pemprov," kata Anies.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.