Sukses

Uni Emirat Arab Bakal Teken Investasi di Proyek Kilang dan Pembangkit Listrik

Beberapa proyek besar yang dikerjasamakan di sektor energi lainnya yakni Adnoc untuk proyek kilang di Balongan, Mubadalah untuk kilang di Balikpapan, Masdar dan PLN untuk proyek di Cirata.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bugis mengatakan jumlah proyek investasi yang ditawarkan Pemerintah Indonesia ke Uni Emirat Arab senilai USD 18,8 miliar. Namun, sampai hari ini investasi yang akan diberikan senilai USD 3,8 miliar.

"Total proyek 18,8 miliar dolar, tapi bagiannya mereka tuh kurang lebih 3,8 miliar dolar," kata Husin usai mengikuti rapat persiapan Kerja Sama Investasi United Arab Emirates di Kantor Menko Maritim dan Investasi, Selasa (7/1).

Husin merincikan proyek yang bakal ditandatangani Presiden Jokowi pekan depan di UEA. Misalnya proyek di pelabuhan dengan PT Maspion dengan total proyek USD 1,2 miliar.

Namun tahap pertama hanya akan dikucurkan USD 325 juta. Sementara sisa investasi proyek yang ditawarkan ke UEA akan ditawarkan juga ke Amerika dan Jepang.

Beberapa proyek besar yang dikerjasamakan di sektor energi lainnya yakni Adnoc untuk proyek kilang di Balongan, Mubadalah untuk kilang di Balikpapan, Masdar dan PLN untuk proyek di Cirata.

"Ini sudah termasuk yang BUMN dan swasta. Jadi gak cuman BUMN aja, tapi swasta juga," tambahnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proyek Lain yang Dikerjasamakan

Sementara proyek yang dikerjakan dengan Inalum terkait meningkatkan kapasitas dan teknologi di Sumatera Utara. Lalu kemudian pindah ke Kalimantan Utara. UEA akan membuat project studi karena ada sungai.

"Kalau yang di Sumut peningkatan kapasitas dan teknologi, tapi grand investnya di Kaltara," ujarnya.

Mereka akan mencoba membuat hydropower karena biayanya lebih murah. Sebab, jika membuat smelter itu akan membutuhkan dana lebih. Sehingga mereka memilih membuat listrik lebih murah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.