Sukses

Bappenas Ingin Ada Pusat Budaya di Ibu Kota Baru

Menteri PPN/Kepala Bappenas menginginkan satu klaster khusus di lokasi ibu kkota baru

Liputan6.com, Jakarta - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menginginkan klaster khusus yang dibangun di dalam bukit yang ada di ibu kota baru nanti. Klaster ini nantinya akan dibangun museum, tempat edukasi anak-anak (sains dan teknologi), lalu tempat pertunjukan.

Dijelaskannya, dari lima desain yang lolos, tidak ada desain yang menampilkan sisi tradisional da budaya. Mayoritas lebih ke desain yang futuristik.

 

"Nah bentuknya itu telungkupkan bukitnya, gedungnya saya mau bikin di dalam bukit, lalu untuk lalu lintasnya dibuat kereta yang bisa digunakan untuk 1 sampai 12 orang . Jadi orang bisa milih, lalu muter. Nah, tapi juga ada selasar untuk jalan kaki," jelas Suharso dalam acara Malam Apresiasi Media 2019, di Fairmont Hotel, Jakarta, seperti ditulis Sabtu (21/12/2019).

Selain itu, ia juga berharap di sekitar pembangunan kluster khusus tersebut bisa menggunakan listrik dengan tenaga yang ramah lingkungan.

"Jadi saya bilang ke presiden, Pak, ini menggairahkan, menggiurkan, dan menantang," ujarnya.

Kendati begitu, ia juga menyarankan kepada Presiden agar adanya rencana kedua. Rencana tersebut adalah dengan tidak mengandalkan seluruhnya dari sayembara desain. Karena menurutnya dalam pembangunan ibu kota baru harus dipertimbangkan secara matang.

Seperti halnya yang disampaikan oleh presiden, bahwa dengan dibangunnya ibu kota baru bukan sekadar memindahkan ibu kota, melainkan juga memindahkan kebiasaan-kebiasaan lama dan digantikan dengan kebiasaan baru dan menghasilkan inovasi baru.

"Saya mengatakan pencarian totalitas, jadi semuanya pindah begitupun dengan cara berpikirnya lebih bagus lagi dan seterusnya lebih baik lagi," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi: Tidak Ada Klaster Industri dan Pabrik di Ibu Kota Baru

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan bahwa ibu kota baru yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur akan bebas dari pabrik.

Jokowi menekankan tidak akan ada pembangunan klaster industri yang berpotensi menciptakan polusi dan pencemaran lingkungan.

Tidak ada klaster industri, tidak ada pabrik, harus ditekankan," ujar Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Balikpapan, Rabu (18/12/2019).

Menurut Jokowi, ibu kota baru nantinya akan menjadi kota hijau yang ramah lingkungan. Untuk itu, Jokowi telah meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyiapkan sejumlah bibit pohon untuk menghijaukan lokasi.

"Bu Siti Nurbaya juga sudah siapkan kebun bibit seluas 100 hektare. Ini baru mencari tempat datar sehingga akan disiapkan bibit fast growing spesies, ekaliptus, akasia. Tapi juga ada pohon asli di sini, kampar, kapur, ulin, bengkirai, itu yang mau disiapkan," tuturnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyerahkan kepada pemerintah daerah untuk pengendalian tata kota. Yang jelas, Jokowi tidak ingin ibu kota negara yang baru menjadi kota kumuh.

"Kalau dibiarkan bisa saja kita akan memiliki kota yang padat karena pemda tidak mengendalikan sesuai dengan kemampuan daya dukung yang ada," ucap Jokowi.

3 dari 3 halaman

Konsep Ibu Kota Baru

Adapun lahan yang disiapkan untuk pembangunan ibu kota baru seluas 56 ribu hektare. Ibu kota baru akan berkonsep smart city, green city, dan kompleks city.

Ibu kota baru dirancang dengan sistem cluster, di mana nantinya akan ada cluster kesehatan, pendidikan, pemerintahan, hingga inovasi. Di cluster pemerintahan, nantinya akan dibangun Istana Kepresidenan dan gedung-gedung kementerian.

Jokowi telah memutuskan lokasi Istana Kepresidenan di ibu kota yaitu, di puncak Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara. Tak hanya untuk cluster pemerintahan, Jokowi mengatakan secara paralel juga akan dibangun cluster kesehatan, pendidikan, riset dan inovasi, serta pusat keuangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.