Sukses

Pertamina Pastikan Pengembangan Kilang Cilacap Molor

Saat ini Pertamina dan Saudi Aramco masih menghitung valuasi investasi

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jawa Timur antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco kembali tertunda. Proyek ini ditargetkan menemui kata mufakat pada triwulan I 2020.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina dan Saudi Aramco masih membahas soal valuasi nilai investasi Kilang Cilacap yang telah tarik ulur sejak 2014.

"Ini dilanjutkan. Targetnya di triwulan pertama tahun depan ini sudah harus selesai," ujar Nicke di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Nicke menjelaskan, kerjasama ini akan mengadopsi skema baru seperti yang diterapkan di Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur.

Dalam skema tersebut, Pertamina menawarkan kepada Aramco untuk membangun kilang baru, meski dalam wilayah yang masih sama di kawasan Cilacap.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dibangun Saudi Aramco

Kilang baru tersebut nantinya dibuat oleh Aramco dan akan dioperasikan oleh anak usaha yang dibentuk kedua perusahaan. Nantinya, Pertamina akan menyerap produksi dari kilang ini dengan membayar toll fee.

"Opsi kerjasama seperti di Balikpapan, bangun yang baru. Eksisting tetap beroperasi, tapi sistemnya toll free," terang Nicke.

3 dari 3 halaman

Pengembangan Kilang Cilacap Tunggu Negosiasi Pertamina dan Aramco

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebut bahwa pembahasan pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap bersama Saudi Aramco sejauh ini masih terus digulirkan. Pihaknya bahkan sudah memberikan tenggang waktu hingga akhir 2019.

Erick mengatakan sampai saat ini PT Pertamina (Persero) dan Aramco memang masih melakukan pembahasan valuasi nilai kilang. Hampir lima tahun, keduanya belum sepakat atas nilai pengembangan kilang tersebut.

"Kami upayakan tahun ini sudah ada kesepakatan agreementnya. Ini sedang kami push," ujar Erick di Kemenko Kemaritiman dan Investasi, di Jakarta, Selasa (29/10).

Erick Thohir mengatataian pemerintah dalam pembahasan valuasi ini juga tengah mencari banyak cara agar valuasi segera disepakati dan proses pembangunan kilang bisa segera direalisasikan.

Sementara saat disinggung apakah terbuka peluang kerjasama dengan Aramco batal, dirinta enggan memberikan anggapan lebih jauh. Sebab, kata dia pembahasan kilang cilacap ini merupakan pembahasan dua negara.

"Karena ini kan pembicaraan khusus dua negara. Kami mesti cari solusinya yang baik. Namun hingga saat ini belum ada rencana perubahan strategi kerjasama," ujar Erick Thohir.

Namun, Jika sampai dengan Desember belum ada juga keputusan final terhadap kedua belah pikah, maka pemerintah akan mengambil langkah alternatif. "Sampai desember kami lihat, sepakat atau tidak. Nanti kami cari alternatif," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.