Sukses

Kementerian PUPR Godok Konsep Hunian untuk Milenial di Tengah Kota

Pemerintah akan mendorong pembangunan hunian vertikal dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR), Khalawi Abdul Hamid mengaku bahwa Kementerian PUPR belum memiliki rencana untuk menyediakan rumah subsidi khusus untuk generasi milenial. Sejauh ini pihaknya masih mencari skema yang tepat untuk generasi muda tersebut.

"Masih digodok, tapi intinya milenial sekarang itu saya kira bisa juga kalau mau mengambil rumah-rumah subsidi. (Milenial) pemula masih bisa masuk,” katanya saat ditemui di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

Meski belum ada rencana membuat rumah subsidi khusus milenial, paling tidak pihaknya akan mencoba menyediakan konsep hunian vertikal di tengah kota. Nantinya, harga yang ditawarkanpun dihitung berdasarkan kemampuan para generasi milenial.

"Karena milenial kan enggak mau di pinggiran (kota). Mungkin itu bisa kita konsepkan, rumah vertikal yang ringan sewanya,” katanya.

Di samping itu, pihaknya akan mendorong klasterisasi dalam penyediaan rumah bagi para milenial. Khusus untuk milenial yang baru bekerja, mereka akan diarahkan ke hunian sewa.

Pemerintah akan mendorong pembangunan hunian vertikal dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

"Mungkin tanahnya dari negara, nanti kita minta swasta bangun. Sarana dan akses kita bantu jadi nanti disewa arau rusunawa,” katanya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KPR Syariah Diminati Generasi Milenial

Industri perbankan syariah menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun ke tahun. Data dari industri perbankan menunjukkan bahwa dalam kurun 2014-2018, perbankan syariah mampu mencatat Compounded Annual Growth Rate (CAGR) atau pertumbuhan rata-rata 15 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari industri perbankan nasional yang mencatat pertumbuhan rata-rata 10 persen.

Perkembangan yang positif ini karena adanya komitmen pemerintah melalui pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang diketuai oleh presiden, sehingga menjadi angin segar bagi industri perbankan syariah. Terlebih dengan diluncurkannya Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 oleh KNKS.

Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan menyatakan, perkembangan positif perbankan syariah ini juga sejalan dengan semakin besar minat masyarakat untuk memiliki rumah dengan memanfaatkan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) secara syariah. Terlihat, pertumbuhannya KPR syariah lebih tinggi dibandingkan dengan KPR Konvensional yang tumbuh single digit

Tren positif KPR Syariah ini juga tercermin dari Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2 2019 dimana 48 persen responden menyukai jenis pembiayaan berbasiskan KPR Syariah. Angka ini stabil dibandingkan dengan semester sebelumnya yang juga berada pada posisi 48 persen.

Ike menjelaskan, dalam 2 tahun terakhir ini para responden survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index baru secara spesifik menyatakan produk pembiayaan KPR yang diminatinya khususnya KPR Syariah.

"Fenomena ini bisa jadi sejalan dengan sentimen keagamaan yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir sehingga konsumen pun semakin banyak yang meminati produk pembiayaan syariah," jelas dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (8/12/2019).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.