Sukses

Gapeka 2019 Bantu Kurangi Kemacetan

Dioperasikannya jalur layang kereta bandara, mampu mengurangi kemacetan di kota Medan saat Natal dan Tahun Baru nanti.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Zulfikri, mengatakan bahwa dalam setahun terjadi pertambahan 1.000 Kilometer Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka). Artinya ada penambahan perjalanan angkutan kereta api.

Selain adanya penambahan gapeka, pihaknya saat ini sedang melakukan perbaikan bertahap jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Perbaikan tersebut dalam aspek pelayanan, dan pembangunan double track di selatan yang hampir rampung.

"Lintas selatan sudah dimanfaatkan perjalanan kereta baru, yang lain juga selain penambahan tadi di Sumatera Utara per 1 Desember gapeka baru, kereta bandara Kualanamu sudah gunakan jalan layang dari kualanamu ke Stasiun Medan," kata Zulfikri, dalam kegiatan Press Background Rencana Operasi Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Jakarta, Senin, (9/12/2019).

Dioperasikannya jalur layang kereta bandara, mampu mengurangi kemacetan di kota Medan saat Natal dan Tahun Baru nanti. 

"Terkait keselamatan, kita perlu antisipasi jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, seperti curah hujan tinggi yang bisa menyebabkan gangguan, maka kita akan lakukan inspeksi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KCI Janji Gangguan KRL Bisa Diminimalisir dengan adanya Gapeka 2019

Sebelumnya, Vice President Operasi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Broer Rizal mengatakan perlambatan yang kerap terjadi selama ini dalam perjalanan KRL akan terus ditekan. Hal ini seiring dengan pemberlakuan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2019.

Berdasarkan Gapeka 2019, jumlah kereta yang beroperasi sebanyak 1.057 KA. Artinya ada peningkatan sebesar 112 KA dari Gapeka 2017 yang sebanyak 945 KA.

Menurut dia, salah satu penyebab terjadinya perlambatan, yakni beroperasinya kereta api tambahan atau yang disebut dengan KLB alias Kereta Api Luar Biasa.

"Banyaknya KA Tambahan yang kalau kami sebut di internal, KLB, Kereta Api Luar Biasa yang tidak tergambar di Gapeka, Kemudian itu harus dijalankan otomatis itu yang akan sedikit mengganggu KA-KA yang sudah berjalan sebagaimana mestinya atau yang reguler," kata dia, di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (25/11/2019). 

Dalam Gapeka 2019, KLB-KLB tersebut sudah dimasukkan dalam kereta api reguler. Sehingga menjadi lebih teratur dan terpantau.

"Itu lah dilakukan perubahan Gapeka, sehingga yang tadinya berjalan sebagai KLB kemudian diresmikan menjadi perjalanan yang reguler. Dengan penggambaran yang harmoni perjalanan yang terganggu tadi bisa seiring sejalan dengan menghindari adanya kelambatan yang biasa terjadi," urai Broer.

Selain itu, penambahan KA yang beroperasi dalam Gapeka 2019, akan berdampak pada makin pendeknya head way. Makin pendeknya head way akan berdampak pada naiknya perjalanan KA.

"Dengan bertambahnya KA tentu memperpendek head way yang tadinya kami rata-ratakan, khususnya lintas Bogor yang tadinya 5,8 menjadi 5,5. Untuk semua lintas head way mengalami penurunan, atau makin sempit," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.