Sukses

Cari Masukan Kebijakan Fiskal, BKF Kumpulkan Banyak Tokoh di Bali

BKF mendorong agar penyelenggaraan AIFED yang telah diadakan sejak 2011 ini bisa diikuti oleh peserta yang lebih sedikit.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menyelenggarakan The 9th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) pada 5-6 Desember 2019 di Inaya Hotel, Nusa Dua, Bali.

Forum ekonomi internasional ke-9 ini membahas tema besar Thriving Indonesia: Reinforcing Strategies to Boost Productivity and Increase Competitiveness, dengan mengundang beberapa pembicara seperti Dekan Asian Development Bank Institute (ADBI) Naoyuki Yoshino, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kemenkeu Ronald Silaban, Chief Economist for Equitable Growth, Finance and Institution World Bank Group William Maloney, dan lainnya.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Menteri Kemenkeu (Wamenkeu) Suahasil Nazara, yang menjadi pembicara awal sekaligus menandai dibukanya AIFED ke-9.

Dalam sambutannya, Suahasil mengatakan, BKF mendorong agar penyelenggaraan AIFED yang telah diadakan sejak 2011 ini bisa diikuti oleh peserta yang lebih sedikit namun berkompeten. Sehingga hasil diskusinya jadi lebih matang.

"Dua tahun lalu saya bilang kepada teman-teman BKF, saya tidak mau acara AIFED diikuti sampai 300 peserta. Menurut saya itu tidak efektif. Saya mau buat pesertanya tidak terlalu banyak tapi berkompeten, sehingga inti pembicaraan untuk menopang kebijakan ke depan bisa lebih matang," ungkap dia di Nusa Dua, Bali, Kamis (5/12/2019).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

7 Sesi

Adapun penyelenggaraan AIFED kali ini memiliki 7 sesi yang dibagi dalam berbagai topik pembahasan. Seperti tentang pertumbuhan produktivitas, kebijakan fiskal, transformasi teknologi, hingga pengembangan human capital.

Hasil pembicaraan kali ini nantinya akan dipakai oleh BKF Kementerian Keuangan sebagai tolak ukur untuk menentukan kebijakan fiskal ke depan yang sesuai dengan kondisi perekonomian terkini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini