Sukses

3 Pesan Khusus Erick Thohir ke Seluruh Direksi BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir memiliki pesan khusus kepada Direksi BUMN agar bekerja dengan baik

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menginginkan agar seluruh direksi BUMN yang berada di bawah kendalinya dapat menerapkan tiga hal penting untuk sama-sama memajukan perseroan. Salah satunya adalah memiliki akhlak yang baik.

"Saya sudah bilang bahwa direksi BUMN harus punya tiga hal. Satu akhlak, karena ini kan amanah mereka kan putra putri terbaik ketika dikasih kesempatan untuk mimpin, ya musti akhlaknya dulu yang baik," kata Erick saat ditemui di Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (4/12).

Erick melanjutkan, hal penting kedua yang perlu ditanamkan seluruh direksi BUMN adalah sikap loyalitas kepada pemerintah dan juga presiden. Jangan sampai, satu sama lain justru mengkritisi dengan cara-cara tidak benar.

"Nah, kalau mereka tidak loyal, ya udah enggak usah di BUMN, jadi aja swasta," ucap dia.

Kemudian hal penting terakhir adalah dapat bekerja secara tim atau team work. Menurut dia, di dalam satu perusahaan pelat merah seluruh direksi perlu turun dan duduk bersama untuk mencari solusi atas permasalahan-permasalahan dihadapi perusahaan.

"Kan dia ada teamwork di dalamnya. Apakah itu komisaris, direksi mereka harus duduk bersama cari solusi," jelas Erick Thohir.

"Saya juga tidak mau direksi yang keminter, artinya akal-akalan. Saya tidak perlu orang pinter. Tapi orang yang bisa solid kerja sama gotong royong supaya semua pinter," sambungnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Erick Thohir Ancam Pecat Pejabat Garuda Indonesia yang Selundupkan Harley

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat bicara mengenai adanya temuan pelanggaran dari maskapai Garuda Indonesia yang diduga membawa sparepart motor gede (moge) Harley Davidson langka keluaran 1970-an, dari Prancis ke Indonesia.

Erick memastikan akan mencopot pelaku yang terbukti melakukan penyelundupan barang mewah tersebut. Saat ini, pihaknya juga sudah menyerahkan temuan ini kepada Kementerian Keuangan melalui Bea Cukai untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya.

"Ada tidak kasus-kasus seperti yang disampaikan kalau benar (terbukti) ya harus dicopot," katanya saat ditemui di Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu (4/12).

Sebelum lebih jauh penyelidikan, Erick mengimbau agar pelaku segera mengundurkan diri secara langsung. Menurut dia, cara ini dianggap lebih terhormat ketimbang harus diumumkan secara terang-terangan.

"Lebih baik sebelum ketahuan lebih baik mengundurkan diri. Kalau bener, kita juga mesti ada praduga tak bersalah. Kalau bener ya kita copot," kata Erick Thohir.

3 dari 3 halaman

Soal Perombakan Direksi

Sementara itu, saat disinggung menganai perombakan terhadap direksi Garuda, dirinya belum memiliki rencana. Terlebih dirinya ingin fokus melihat daripada kasus yang terjadi saat ini. "Direksi Garuda belun ada rencana dirombak, tapi kita lihat proses ini," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi melakukan investigasi terhadap maskapai Garuda Indonesia yang diduga membawa sparepart motor gede (moge) Harley Davidson langka keluaran 1970-an, dari Prancis ke Indonesia. Investigasi akan dirampungkan dalam dua hari ke depan.

"Lagi melakukan investigasi mendalam, penjelasan lengkap oleh pimpinan. Investigasi sama pihak pihak terkait. (Selesai) 1 sampai 2 hari," ujar Heru saat ditemui di Kantor Pusat DJP, Jakarta, Selasa (3/12).

Heru menambahkan, hasil penyelidikan terhadap temuan ilegal tersebut akan langsung disampaikan kepada publik. Agar hal yang sama tidak terjadi lagi ke depan. "Nanti kita akan preskon ya," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.