Sukses

Bangun Rumah Rp 109 Miliar, Miliarder Inggris Diprotes Warga Setempat

Warga setempat menyebut rumah sang miliarder bisa merusak pemandangan.

Liputan6.com, London - Pembangunan rumah oleh miliarder terkaya di Inggris mendapat oposisi kuat dari warga setempat. Properti yang ia ingin bangun dianggap akan merusak pemandangan di wilayah New Forest Nasional Park, Hampshire, Inggris.

Dilaporkan The Telegraph, Sir Jim Ratcliffe menghabiskan 6 juta poundsterling atau Rp 109 miliar (1 pound sterling = Rp 18.239) demi membangun rumah liburan yang terletak di pantai itu. Ia menghabiskan waktu selama enam tahun sebelum akhirnya mendapat izin membangun rumahnya.

Tetapi, bukan berarti warga setempat dan pecinta lingkungan langsung diam begitu saja. Mereka tetap berkata rumah sang miliarder bisa mengganggu pemandangan, serta bisa memperburuk banjir.

"Ini adalah area taman nasional yang dilindungi dan rumah musim panas ini akan merusak pemandangan. Area ini juga sangat rentan pada banjir, terutama akibat perubahan iklim. Maka dari itu rumah ini harus ditolak," ujar seorang warga lokal seperti dikutip Daily Mail.

Pihak miliarder Jim Ratcliffe menyebut bisa menghindari banjir tersebut dengan memakai tiang-tiang kayu untuk menyangga rumahnya agar tidak kena banjir.

Tak hanya itu, sebuah pondokyang terbuat dari seng di dekat rumahnya juga akan disulap menjadi tempat tinggal bagi penjaga rumah. Rencananya, hunian itu akan punya dua kamar mandi, area lounge, dan open plan kitchen.

Walau membangun rumah di wilayah yang indah di Inggris, sebetulnya miliarder Jim Ratcliffe sudah bukan lagi warga Inggris. Ia pindah menjadi Monako pada Februari lalu demi menghindari pajak. Ratcliffe juga dikenal karena ambisinya yang ingin membeli klub Manchester United.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ogah Uangnya Diatur Pemerintah, Miliarder Protes Wacana Pajak Tambahan

Miliarder asal Amerika Serikat (AS), Leon Cooperman (76) murka terhadap wacana pajak kekayaan yang digulirkan senator sekaligus kandidat Capres Amerika Serikat (AS) Elizabeth Warren. Pajak ultra-millionaire itu nantinya mewajibkan para miliarder membayar pajak tambahan sebesar 3 persen tiap tahun.

Meski pajak itu dikatakan demi pendidikan dan kesehatan, menurut Cooperman, tindakan Elizabeth Warren bertentangan dengan prinsip American Dream. Ia menyebut miliarder berhak mengelola dan menyumbang sendiri harta mereka. 

"Saya mau menyumbangkan kekayaan saya, tetapi saya mau mengontrol keputusannya. Saya tidak mau pemerintah membagi-bagikan uang saya," ujar Cooperman seperti dikutip CNBC.

Miliarder itu juga berkata pajak kekayaan sebagai kebijakan yang bangkrut secara moral dan sosial. Ia pun mengkritik Senator Elizabeth Warren yang terkesan anti-orang kaya.

Pasalnya, Cooperman menyebut dunia menjadi tempat yang lebih baik berkat adanya miliarder seperti Bill Gates dan Michael Bloomberg. Ia punya menyindir program Warren yang dianggap mencari simpati saja.

"Pada dasarnya ini mencoba mencari perhatian masyarakat dengan cara menjanjikan barang-barang gratis," ucap miliarder itu.

Pertikaian antara dua pihak pun sudah berlangsung beberapa lama. Cooperman pun mengaku siap untuk dipertemukan dengan Elizabeth Warren.

3 dari 3 halaman

Respons Elizabeth Warren

Kubu Elizabeth Warren pun merespons kritik sang miliarder dengan berkata bahwa pria itu hanya peduli dengan kekayaannya saja.

Via Twitter, ia juga menyindir investasi Cooperman di perusahaan yang menyediakan utang bagi mahasiswa.

"Satu hal yang saya ketahui bahwa dia peduli pada kekayaannya. Ia adalah pemegang saham di Navient, perusahaan penyedia utang mahasiswa yang telah mencurangi nasabah dan menggunakan taktik-taktik yang abusif dan menyesatkan," ujar Elizabeth Warren.

Lebih lanjut, Warren berjanji akan terus memperjuangkan pajak orang kaya demi membantu pendidikan yang setara. Ia pun mengaku tidak takut menghadapi para orang-orang kaya.

"Saya tidak takut untuk berhadapan melawan orang-orang kaya dan yang punya koneksi," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.