Sukses

Miliarder Jack Ma dan Elon Musk Satu Suara Soal Masalah Ini

Jack Ma dan Elon Musk hadir pada acara World Artificial Intelligence Conference di Shanghai.

Liputan6.com, Jakarta Dua miliarder dunia yakni, CEO Tesla Elon Musk dan pendiri Alibaba Jack Ma, ternyata memiliki pandangan sama soal masalah terbesar yang akan dihadapi dunia di masa depan, yakni populasi penduduk dunia.

Keduanya, sama-sama hadir pada acara World Artificial Intelligence Conference di Shanghai. Pertemuan antara lain, membahas mengenai masalah besar yang akan dihadapi dunia dalam 20 tahun ke depan.

"Kebanyakan orang berpikir kita memiliki terlalu banyak orang di planet ini, tetapi sebenarnya, ini adalah pandangan yang ketinggalan zaman," kata Elon Musk, seperti mengutip laman CNBC, Selasa (19/11/2019).

Dia menuturkan, dengan asumsi kehadiran AI di masa depan, masalah besar yang harus dihadapi dunia dalam 20 tahun mendatang justru terkait populasi.

“Masalah terbesar dalam 20 tahun adalah keruntuhan populasi. Bukan ledakan," kata dia.

Ma ternyata setuju dengan hal yang dikatakan Musk. Dia mencontohkan kekhawatiran tentang jumlah populasi penduduk di Tiongkok yang mencapai 1,4 miliar orang.

Ma berpikir, justru jika populasi penduduk di China menurun, akan menyebabkan dampak ke negaranya. Karena, kondisi ini menyebabkan kekurangan tenaga kerja muda produktif jika terjadi pembatasan penduduk.

Musk menambahkan jika kekhawatiran kelebihan populasi karena imigrasi juga adalah pandangan pendek.

 

Tonton Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Data

Menurut data populasi global PBB dari Pew Research Center, tingkat kesuburan manusia secara global diperkirakan akan turun, pada tahun 2070.

Pew Research Center, memperkirakan Afrika menjadi satu-satunya wilayah global yang memiliki "pertumbuhan populasi yang kuat" hingga tahun 2100.

Sedangkan, populasi di Eropa dan Amerika Latin diproyeksikan akan menurun pada tahun 2100. Populasi Asia diproyeksikan meningkat tahun 2055 dan kemudian mulai menurun.

China sejak tahun 70-an hingga 2015, menerapkan pembatasan kelahiran. Pasangan di Cina diharuskan hanya memiliki satu anak saja.

Hal tersebut, bertujuan agar perempuan di China memiliki peluang berumur panjang. Namun, hal itu berpengaruh dengan kurangnya pekerja muda.

Sekelompok akademisi Ilmu Sosial Cina, kemudian mengeluarkan peringatan kepada para pemimpin pemerintah Cina, agar pembatasan kelahiran dapat dicabut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.