Sukses

Jelang Natal, Harga Telur Merangkak Naik di Pasar Tradisional

Mendekatnya hari raya ditenggarai sebagai pemicu kenaikan harga telur.

Liputan6.com, Jakarta Meski Hari Raya Natal masih sekitar satu bulan lagi, harga telur ayam negeri sudah merangkak naik. Setelah sempat stabil di Rp 22 ribu per kilogram (kg), kini sudah naik Rp 2.000.

"Akhir pekan ini di harga Rp 24 ribu per kg. Ini bulan-bulan biasa mau Natalan, Tahun Baru, pasti harga naik semua," jelas Endi Asprila (22) kepada Liputan6.com saat ditemui di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Jumat (15/11/2019).

Pemuda itu menyebut pekan sebelumnya harga telur ayam di kisaran Rp 22 -Rp 23 ribu. Untuk harga jenis telur lain yang ia jual terpantau stabil.

Telur puyuh dijual Rp 35 ribu per kg, dan 10 butir dijual Rp 4.000. Telur ayam kampung dan telur bebek sama-sama dijual Rp 2.000 per butir.

Pedagang lain, Yuni (25), juga berkata harga telur sedang naik. Mendekatnya hari raya pun ditenggarai sebagai pemicunya.

"Telur Rp 24 ribu per kg. (Sebelumnya) masih Rp 22 ribu per kg," ucap Yuni.

Harga telur bebek dijual Yuni seharga Rp 3.500 per butir. Untuk harga telur ayam kampung ia menjual Rp 2.500, sementara telur ayam kampung merah seharga Rp 3.000. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kemendag Waspadai Kenaikan Harga Pangan Jelang Natal dan Tahun Baru

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, pihaknya akan menjaga stabilitas harga pangan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Salah satunya dengan memastikan kecukupan pasokan.

 Menurut dia, ada sejumlah bahan pokok yang diwaspadai bakal mengalami kenaikan harga. Bahan-bahan pokok tersebut seperti beras daging, gula, dan minyak goreng.

"Ayam ras cabai, bawang putih. Jadi kita harus stabilkan kebutuhan bahan pokok yang biasa digunakan untuk hari besar keagamaan," kata Agus, ketika ditemui, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (13/11).

 

Hasil pantauan Kemendag, komoditas bawang merah sudah mengalami kenaikan harga. Kemarau panjang yang berbuntut pada kekurangan pasokan menjadi penyebabnya.

"Maka kita waspadai, makanya gunanya untuk penetrasi pasar, kondisi iklim suasana di pasar supaya juga pasokan cukup atau tidak. Apakah nanti ada kenaikan permintaan, bisa kita antisipasi terutama dengan bekerja sama dengan Pemerintah daerah dan pelaku pasar di sana," ujar dia.

Kemendag pun akan mengirimkan tim pemantau ke pasar-pasar. Dengan demikian kondisi pasokan bahan pokok dapat terpantau.  

"Jadi semua ini kan pasokan kita masih ada kecukupan memang nanti kita antisipasi dengan perubahan iklim. Untuk sementara ini kita masih lihat masih ada kecukupan," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.