Sukses

Di Tengah Ketidakpastian Global, IHSG Diperkirakan Menguat

Ketidakpastian eksternal masih cukup tinggi terutama dari Amerika Serikat (AS) dan China

Liputan6.com, Jakarta Meski sentimen global kian memanas, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mampu bergerak menguat di pasar saham pada hari ini.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat menilai IHSG berpeluang terkonsolidasi menguat pada rentang support dan resistance 6125-6200.

Saat ini, dia mengungkapkan ketidakpastian eksternal masih cukup tinggi terutama dari Amerika Serikat (AS) dan China yang makin memanas dan kondisi politik di Hong Kong yang saat ini masih belum stabil.

Namun, menurutnya investor akan teralihkan perhatiannya pada data inflasi di AS sebagai petunjuk arah kebijakan the Fed selanjutnya sebelum Jerome powell berpidato didepan kongres.

Seirama, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya berpendapat indeks akan mengalami kontinuasi rally (menguat) dengan ditransaksikan 6.200-6.250.

Investor pada hari ini menurutnya dapat mempertimbangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), hingga saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Sedangkan Lanjar memilih untuk menganjurkan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), serta saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Kemarin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham hari ini. 

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu(13/11/2019), IHSG ditutup melemah 38,49 poin atau 0,62 persen ke posisi 6.142,50. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga menguat 0,95 persen ke posisi 974,88.

Sebanyak 242 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 153 saham menguat dan 155 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 497.506 kali dengan volume perdagangan 9,41 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,8 triliun.

 

Investor asing jual saham mencapai Rp 226,01 miliar di total pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.075.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya satu sektor yang menguat yaitu aneka industri yang naik 0,07 persen.

Sementara sektor yang melemah dipimpin oleh sektor pertambangan yang turun 1,86 persen. Diikuti oleh sektor perkebunan yang turun 0,84 persen dan sektor infrastruktur yang turun 0,8 persen.

Saham-saham yang melemah antara lain TGRA turun 24,88 persen ke Rp 314 per saham, DFAM turun 24,84 persen ke Rp 466 per saham dan OMRE turun 24,81 persen ke Rp 1.015 per saham.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain VINS yang naik 34,81 persen ke Rp 182 per saham, ARMY naik 34 persen ke Rp 67 per saham dan POSA naik 28 persen ke Rp 64 per saham. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • IHSG