Sukses

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Maluku dan Papua Negatif

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal III 2019 sebesar 5,02 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal III 2019 sebesar 5,02 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 yang sebesar 5,05 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari pertumbuhan sebesar 5,02 persen tersebut secara spasial beberapa provinsi tercatat mengalami kontraksi. Hal ini terjadi di Pulau Maluku dan Papua mengalami pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi 7,43 persen.

Dia menyebut secara kontribusi kedua pulau itu, menyumbang sebesar 2,27 persen terhadap perekonomian Indonesia. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan beberapa pulau lainnya.

"Pulau Maluku dan Papua mengalami pertumbuhan yang negatif. Ini terjadi sejak kuartal I 2019 sampai saat ini," kata Suhariyanto, di Kantornya, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

"Ke depan tentu berharap provinsi di Indonesia Timur bisa lebih bergerak dan beri kontribusi yang besar pada pertumbuhan ekonomi," sambung pria yang kerap disapa Kecuk ini.

Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi masih terjadi di Pulau Jawa yakni tumbuh 59,15 persen. Kemudian posisi selanjutnya berada di Pulau Sumatera yang mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 21,14 persen

Kemudian untuk Pulau Kalimantan sendiri tercatat tumbuh 7,95 persen. Sedangkan Pulau Sulawesi mencapai pertumbuhan sebesar 6,43 persen. "Sementara Pulau Bali dan Nusa Tenggara mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 3,06 persen," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melambat, Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,02 Persen di Kuartal III 2019

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kurtal III 2019 sebesar 5,02 persen (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 yang sebesar 5,05 persen yoy.

Selain itu, pertumbuhan ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2018 yang tercatat 5,17 persen yoy.

Namun jika dihitung secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kuartal I 2019 hingga kuartal III 2019 mencapai 5,04 persen. 

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III 2019 tercatat 5,02 persen. Dibandingkan kuartal II 2018 pertumbuhan ekonomi tumbuh 3,06 persen," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Di samping itu, BPS juga mencatat harga komoditas migas dan non-migas di pasar internasional pada kuartal III 2019 secara umum mengalami penurunan jika secara kuartal (q to q). Penurunan juga terjadi jika dibandingkan secara tahunan (yoy). Hal ini tentu berpengaruh pada perekonomian Indonesia.

Salah satunya terjadi penurunan harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada kuartal III-2019 mengalami penurunan 16,5 persen dari kuartal II-2018.

Kemudian batu bara mengalami penurunan harga 42,7 persen serta minyak kelapa sawit (CPO) turun 6,85 persen, sementara harga karet naik 1,79 persen

"Di sisi lain, dari empat negara mitra dagang utama Indonesia, perekonomian tumbuh tapi cenderung melambat diantaranya adalah China, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Singapura. Ini semua faktor yang pengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini