Sukses

Ekonomi Melambat, BCA Revisi Target Pertumbuhan Kredit jadi 8 Persen

Perlambatan ekonomi global yang kian nyata berdampak besar bagi sejumlah negara. Begitu juga dengan industri perbankan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Perlambatan ekonomi global yang kian nyata berdampak besar bagi sejumlah negara. Begitu juga dengan industri perbankan, seperti salah satunya BCA.

Komisaris Independen Bank BCA Raden Pardede mengatakan pihaknya kini merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini yang semula 10 persen, menjadi 8 persen. Hal ini dilakukan atas ancaman resesi global.

"Pertumbuhan kita 8 persen, dulu kita targetkan 10 persen, tapi kita revisi kebawah sebagaimana dunia yang direvisi, perekonomian direvisi, kita revisi juga ke bawah target-target perbankan," ucapnya di Jakarta, Senin (4/11/2019).

Raden bercerita, dengan sejumlah rilis data-data ekonomi yang tak memuaskan, maka industri perbankan cukup menantang di tahun 2020.

"Tahun 2020 buat BCA menantang. Tentu seperti yang kami katakan tadi data-data menunjukan perlambatan. Jadi kita tidak membuat target yang muluk-muluk 2020 ini," pungkasnya.

"Namun demikian kalau ditengah jalan terjadi perubahan yang sangat signifikan tentu BCA akan menyesuaikan lebih baik lagi. Seperti biasa BCA selalu tampil dengan prudent dan tidak muluk-muluk. tapi kalau ada kesempatan kita coba lebih baik dari target yang disebutkan diawal," tambah dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BI: Pertumbuhan Kredit Triwulan III 2019 Melambat

Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan triwulanan kredit baru melambat pada triwulan III-2019 dan diprakirakan kembali meningkat pada triwulan IV-2019. 

Dikutip Liputan6.com dari survei tersebut, perkembangan tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan III-2019 sebesar 68,3 persen, lebih rendah dibandingkan 78,3 persen pada triwulan sebelumnya.

"Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan tersebut terutama bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi," tulis Bank Indonesia.

Sementara itu, pada triwulan IV-2019 pertumbuhan kredit baru diprakirakan meningkat, didorong oleh optimisme terhadap kondisi moneter dan ekonomi yang menguat dan juga risiko penyaluran kredit yang relatif terjaga.

Sejalan dengan prakiraan meningkatnya pertumbuhan kredit baru, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan IV-2019 diprakirakan lebih longgar, terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 11,8 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan 12 persen pada triwulan sebelumnya.

 

3 dari 3 halaman

Pelonggaran Kredit

Pelonggaran standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan terhadap kredit kepemilikan rumah/apartemen, kredit investasi, dan kredit UMKM, dengan aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperlonggar antara lain plafon kredit, suku bunga, dan agunan.

Hasil survei mengindikasikan perlambatan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2019. Kredit diprakirakan tumbuh 9,7 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan triwulan sebelumnya maupun dengan realisasi tahun sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.