Sukses

Presiden Jokowi Minta Ekspor Bahan Mentah Dibatasi

Jokowi berpandangan, mengekspor bahan setengah jadi atau barang jadi justru memberikan nilai tambah bagi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas perdana di Kabinet Indonesia Maju. Ratas kali ini mengambil topik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian.

Dalam menyampaikan pengantar, Jokowi meminta para menteri membatasi ekspor bahan mentah.

"Dari sebelumnya ekspor bahan mentah nikel bauksit, alumina, batubara. Satu per satu harus ditata agar ekspornya dalam bentuk setengah jadi atau barang jadi," tegas Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10).

Jokowi berpandangan, mengekspor bahan setengah jadi atau barang jadi justru memberikan nilai tambah bagi Indonesia. Pasar dunia akan melihat bahwa Indonesia memiliki daya saing yang bagus.

"Ini adalah nilai tambah yang memberikan daya saing ke negara kita," ucapnya.

Mantan Wali Kota Solo ini kemudian menyinggung regulasi-regulasi di bidang perekonomian yang kerap menghambat investasi dan ekspor. Jokowi meminta agar regulasi tersebut segera ditinjau ulang.

"Dilihat betul agar segera ditindaklanjuti apa yang telah kita rencanakan mengenai penerbitan omnibus law sudah mulai bulan lalu. Ada 74 UU dan pak Menko Perekonomian sudah paham dengan ini dan koordinasikan dengan menteri koordinator yang lain, segera diidentifikasi, kita pangkas sehingga ekspor dan investasi bisa dilalukan dengan cepat," kata dia.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ekspor Sejalan dengan Investasi

Sebelumnya, Jokowi menekankan, peningkatan ekspor harus sejalan dengan investasi. Kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain juga harus terus ditingkatkan. Ini dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

"Saya sudah sampaikan baik kepada Mendag dan Wamendag, Menlu dan Wamenlu, saya sampaikan secara khusus bahwa perjanjian perdagangan harus kita lakukan secara terus menerus tanpa henti," ucapnya.

Saat ini, RI telah menandatangani kerja sama perdagangan dengan Australia. Dalam perjanjian tersebut, Indonesia akan memangkas bea impor sebesar 94 persen untuk produk asal Negeri Kanguru itu secara bertahap.

Jokowi ingin, perjanjian kerja sama tidak hanya dengan Australia. Melainkan menyasar negara-negara anggota ASEAN plus enam. Mereka adalah India, China, Korea Selatan, Jepang dan Selandia baru.

"Ini yang belum kita miliki perjanjian perdagangan dengan mereka. Saya minta agar diselesaikan. Dalam akhir tahun depan harus rampung. Sehingga yang berkaitan dengan ekspor bisa kita laukan," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.