Sukses

Tak Punya Latar Belakang Ekonomi, Terobosan Teten Masduki Ditunggu Pelaku UMKM

Teten Masduki adalah penggiat anti korupsi dan pernah menjabat Ketua Indonesia Corruption Watch (ICW) pada tahun 1998-2008.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menunggu terobosan Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UMKM baru periode 2019-2024.

Seperti diketahui, Teten Masduki adalah aktivis atau penggiat anti korupsi dimana dirinya pernah menjabat Ketua Indonesia Corruption Watch (ICW) pada tahun 1998-2008.

Selain itu, dia juga pernah menduduki posisi sebagai Kepala Staf Kepresiden Indonesia ke-2 usai Luhut Binsar Pandjaitan pada tahun 2015-2018.

"Pertama kita cukup terkejut dan tidak menduga seorang background penggiat ICW bisa masuk di UMKM. Tetapi sekali lagi karena itu merupakan hak prerogatif Presiden, maka sikap kita jelas, yakni memberikan kesempatan Teten Masduki untuk bekerja menyelesaikan PR-PR di sektor ini," ungkap Ikhsan kepada Liputan6.com, Minggu (27/10/2019).

Dia bilang, salah satu tantangan lain yang harus dihadapi Teten Masduki ialah pemberdayaan UMKM tak bisa hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

Sebab, ada undang-undang (UU) otonomi daerah yang membatasi sehingga harus dilaksanakan oleh pemerintah setempat atau pemerintah provinsi.

"Jadi apa terobosanya? Apakah itu dengan membuat undang-undang dengan otonomi daerah atau seperti apa?" kata Ikhsan.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Teten Masduki, Tukang Kritik di Kampus yang Kini Jadi Menteri Koperasi

Lama berkarir sebagai pegiat antikorupsi kelas wahid Tanah Air, Teten Masduki (57), asal Garut, Jawa Barat, akhirnya diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergabung dalam kabinet Jokowi Jilid 2 'Indonesia Maju' sebagai Menteri Koperasi dan UKM.

Sejak Jokowi berkuasa, kalangan istana bak berjodoh dengan mantan pentolan lembaga antikorupsi Indonesia Corruption Watch (ICW) itu. Setelah berhenti sebagai Kepala Kepala Staf Presiden (KSP) jilid 1, Teten tidak langsung tergusur dalam lingkaran Jokowi.

Ia bahkan menjadi Koordinator Staf Khusus Kepresidenan, penyambung utama informasi ke Presiden. Hal ini menunjukkan lengketnya hubungan Jokowi dengan lelaki asal kota dodol Garut tersebut.

"Sebenarnya panggilan buat Teten bukan hal baru, lagian kan Teten sejak awal Pak Jokowi menjadi Presiden, sudah di lingkungan istana sebagai Kepala KSP," ujar Apit Masduki, kakak kandung Teten, mengomentari jabatan baru adiknya di kabinet Jokowi jilid 2.

Menurut Apit, panggilan Jokowi terhadap Teten memang bukan perkara baru, jabatan sebelumnya sebagai Koordinator Staf Khusus Kepresidenan, mengharuskan suami dari Suzana Ramadhani, ini selalu berada dekat Jokowi. 

"Jadi bagi calon menteri lain mungkin surprise, bagi Teten biasa saja, namun memang diakui untuk panggilan terakhir agak berbeda, bangga (jadi menteri) juga," ujar dia sambil tersenyum ramah.

Mengawali karir sebagai tukang otokritik Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), kebiasaan Teten mengungkap penyelewengan yang terjadi. Ini membuatnya disegani di kalangan mahasiswa.

"Teten itu meskipun kritis, tapi memang pintar, dia termasuk 10 lulusan terbaik di seluruh jurusan angkatannya," kata dia.

Hal itu pula yang membuat ayah dari Nisrina Noor Rabiah (16) dan Alliya Nurani Sartika (14), membuka ICW yang pamornya sebagai lembaga anti rasuah Tanah Air, semakin diakui.

"Sebenarnya jabatan menteri itu riskan (korupsi), apalagi latar belakangnya sebagai pegiat antikorupsi," kata dia.

Ia berharap dengan segudang pengalaman sebagai pegiat antikorupsi, kehadiran Teten sebagai Menteri Koperasi dan UKM, mampu memberikan dampak positif dalam pengelolaan keuangan sebuah lembaga negara.

"Makanya kita minta agar Teten tetap menjaga marwahnya sebagai pegiat anti korupsi, dan bisa memberikan contoh bagi yang lainnya," pinta dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini