Sukses

SKK Migas Yakin Indonesia Raih Kembali Masa Keemasan Produksi Minyak dan Gas

Dari 54 cekungan yang sudah dieksplorasi terdapat potensi minyak sebanyak 3,8 miliar barel.

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) ‎optimistis masih ada masa keemasan produksi minyak dan gas bumi (migas) Indonesia untuk kedua kalinya. Setelah mengalami penurunan sejak era 1990-an.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, masih ada harapan produksi migas Indonesia kembali meningkat, sebab dari 128 cekungan yang ada di Indonesia yang baru tereksplorasi baru 54 cekungan sedangkan sisanya 74 belum disentuh. Dari 54 cekungan sebanyak 19 cekungan yang baru berproduksi.

"Saya kira kita bangun optimisme ini, mungkin ini bisa jadi hal sangat penting adalah era keemasan kedua migas Indonesia," kata Dwi, saat menghadiri sarasehan migas nasional ke 2, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Dwi melanjutkan, dari 54 cekungan yang sudah dieksplorasi terdapat potensi minyak sebanyak 3,8 miliar barel, sedangkan 74 cekungan yang belum tersentuh ada potensi menyimpan kandungan minyak 7,5 miliar barel.

"Jadi masih ada potensi yang sangat besar," ibuh Dwi.

Menurut Dwi, terjadi perubahan paradigma pencarian migas di Indonesia, dengan bergesernya pencarian kandungan migas dari darat (onshore) menjadi di lautan dalam (offshore), kemudian dari wilayah barat ke‎ timur Indonesia.

"Offshore itu ada POD dari Blok Masela jadi gambaran penting potensi laut dalam dan bergerser ke daerah timur, maka potensi sangat besar," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tantangan

Mantan Direktur Utama Pertamina ini mengungkapkan, dalam kegiatan pencarian migas kedepannya akan menemukan beberapa tantangan, yaitu tingginya biaya investasi dan risiko, sehingga membutuhkan tingkat pengembalian modal (Internal Rate of Return/IRR) ‎yang besar serta waktu eksplorasi yang lama.

"Risiko yang banyak IRR harus masuk angka besar dan periode eksplorasi yang cukup panjang ini jadi kendala," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.