Sukses

Ini Alasan Potensi Pariwisata Natuna Masih Minim

Saat ini konektivitas yang menghubungkan wilayah lain ke Natuna masih sangat minim.

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Kabupaten Natuna, Hamid Rizal mengakui potensi pariwisata di wilayahnya hingga sejauh ini masih belum bisa dioptimalkan secara maksimal. Hal ini dikarenakan konektivitas yang menghubungkan ke Natuna masih sangat minim.

"Kontibusi pariwisata baru 5 persen. Kita terbatas di transportasi terutama udara. Kita hanya ada dua penerbangan ke Natuna dan itu pun satu kali satu hari," kata Hamid kepada Merdeka.com, saat ditemui di Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (8/10).

Hamid mengatakan, secara potensi Kabupaten Natuna sendiri memiliki sejumlah tempat wisata yang yang tak kalah jauh memukau dengan daerah lainnya.

Misalnya saja, terdapat Alif Stone Park berupa gugusan batu granit besar yang tersebar di sepanjang pantai. Destinasi tersebut, dinilainya sangat instagramable sehingga sangat cocok bagi pengunjung yang gemar selfie sekaligus fotografi.

Namun lagi-lagi sayang, keindahan saja kata dia tak cukup memikat para pelancong untuk masuk ke daerahnya. Akses yang minim menjadi benturan keras pemerintah dalam memajukan sektor pariwisata yang ada di Natuna.

Sebagai upaya, Hamid bahkan sudah berusaha menyurati dua operator penerbangan untuk masuk dan menambah penerbangan ke wilayah Natuna. Apabila berjalan, itu diharapkan akan mendorong orang untuk masuk ke Natuna sehingga mendongkrak potensi pariwisata sekitar.

"Kami sedang berusaha menyurati Garuda dan Citilink agar bisa membantu melayani transportasi. Sehingga kalau banyak kan pasti akan murah. Karena ini masih terbatas, Sriwijaya baru charter," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menteri Susi Resmikan Sentra Perikanan Terpadu di Natuna

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti meresmikan oprasional Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) di Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. SKPT yang dibangun sejak 2016 ini diharapkan akan menjadi pusat pertumbuhan bisnis di daerah-daerah perbatasan terutama di Natuna.

Dalam sambutannya, Menteri Susi menyampaikan pembangunan SKPT Natuna ini memiliki makna yang sangat strategis karena berbatasan dengan negara lain, sehingga menjadi garda terdepan untuk menunjukkan identitas Indonesia. Ini juga sebagai tindak lanjut peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2017 tentang rencana aksi percepatan pembangunan industri Perikanan Nasional.

"Kabupaten Natuna berbatasan langsung dengan sejumlah negara tetangga seperti Vietnam, Kamboja, Singapura, dan Malaysia. Hal ini menjadikan Natuna sebagai garda terdepan untuk menunjukkan identitas Indonesia di mata dunia. Sebagai wilayah pesisir, kelautan dan perikanan menjadi sektor yang sangat penting untuk memajukan ekonomi masyarakat setempat," kata Menteri susi dalam sambutannya di Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Senin (7/10).

Kendati begitu, meski sudah dioprasikan pada hari ini, Menteri Susi mengakui masih ada beberapa pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan. Utamanya bagaimana mengoptimalkan SKPT ini menjadi bermanfaat dan mampu dioptimalkan dengan baik untuk seluruh para nelayan di Natuna.

"SKPT ini mendekati 100 persen. Kenapa saya belum berani bilanv 100 persen karena masih banyak pekerjaan rumah kita untuk betul-betul bermanfaat kepada masyarakat," kata Susi Pudjiastuti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.