Sukses

5 Sektor Ini Bakal Jadi Primadona Indsutri 4.0 di Indonesia

Kemenperin telah menetapkan 5 sektor industri yang akan jadi prioritas dalam peta jalan atau road map penerapan industri 4.0 di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menetapkan 5 sektor industri yang akan jadi prioritas dalam peta jalan atau road map penerapan industri 4.0 di Indonesia. Ke 5 sektor tersebut diklaim paling besar menyumbang terhadap Produs Domestik Bruto (PDB) nasional.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan sektor industri tersebut adalah makanan dan minuman, kimia, tekstil, elektronika dan otomotif.

"5 sektor inilah merupakan penyumbang hampir 65 persen di PDB dan 50 persen penyerapan tenaga kerja sehingga jika kita garap bersama-sama tentunya ini akan mentrigger (memicu) pertumbuhan ekonomi kita lebih signifikan," kata dia dalam acara Workshop Pendalaman Kebijakan Industri, di Padang, Selasa (8/10).

Oleh karena itu, dia mengajak semua kementerian dan lembaga terkait juga ikut serta mengimplementasikan road map industri 4.0. Sebab penerapan industri 4.0 dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi di semua sektor, khususnya bidang industri.

"Harus tersosialisasikan sehingga semua sektor, semua kementerian dapat mendukung 4.0 yang selama ini kita kumandangkan," ujarnya.

"Peta jalan diharapkan dapat mewujudkan tujuan Indonesia dimana aspirasi kita di akhir 2020 bisa menjadi 10 negara terbesar di dunia. Kita bisa meningkatkan satu sampai dua persen pertumbuhan ekonomi kita," dia menambahkan.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menyumbang PDB Hingga 25 Persen

Selain itu, penerapan industri 4.0 juga diharapkan dapat meningkatkan kontribusi sektor industri terhadap PDB hingga 25 persen. Kemudian menjadikan Indonesia sebagai negara nett ekspor.

"Tentunya tidak lupa karena Indonesia akan mendapatkan bonus demografi kita juga harus menyediakan lapangan pekerjaan 10 sampai 15 juta," tutupnya.

3 dari 3 halaman

Imbas Revolusi Industri 4.0, 800 Juta Pekerjaan di Dunia Bakal Hilang?

Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan akan ada sekitar 800 juta pekerjaan yang hilang di seluruh dunia imbas revolusi industri 4.0

Hal itu ia sampaikan dalam peluncuran buku Pancasilanomics: Jalan Keadilan dan Kemakmuran karya Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEIN) Arif Budimanta.

Kendati begitu, lanjut dia, pekerjaan baru yang muncul akan lebih banyak dibandingkan pekerjaan yang hilang tersebut. Sebab itu, banyak pertimbangan yang mengiringi ketika mendiskusikan prospek daripada industri 4.0.

"Riset dari McKinsey itu menyebutkan 2030 400-800 juta pekerjaan akan hilang di seluruh dunia. Namun, di saat yang bersamaan juga akan create more new jobs yaitu 900 juta pekerjaan. Jadi lebih banyak yang baru sebenarnya," tuturnya di Jakarta, Senin (7/9/2019).

Pihaknya melanjutkan, memang ada banyak riset dari berbagai dunia mengenai dampak positif dan negatif dari revolusi industri 4.0. Karenanya, banyak pengkajian dari perkembangan teknologi yang disruptif ini, termasuk bagi Indonesia sendiri.

"Pertanyaanya apakah di Indonesia akan lebih banyak pekerjaan yang baru apa yang hilang? Apakah 4.0 ini positif atau negatif. Menambah kesenjangan atau mengurangi kesenjangan," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.