Sukses

Tak Mampu Bertahan, IHSG Ditutup Melemah ke 6.000,58

Pada penutupan perdagangan saham Senin(7/10/2019), IHSG ditutup turun 60,66 poin atau 1 persen ke level 6.000,58.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan awal pekan ini setelah pada sesi pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat. Nilai tukar rupiah berada di level 14.163 per dolar AS.

Pada penutupan perdagangan saham Senin(7/10/2019), IHSG ditutup di zona merah dengan turun 60,66 poin atau 1 persen ke level 6.000,58. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga anjlok 1,23 persen ke posisi 931,03.

Sebanyak 272 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 131 saham menguat dan 138 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 441.272 kali dengan volume perdagangan 17,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7 triliun.

Investor asing beli saham Rp 6,81 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.163.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor industri dasar yang turun 2,51 persen, disusul sektor manufaktur turun 1,75 persen dan sektor barang konsumsi yang turun 1,47 persen.

Sementara saham-saham yang melemah sehingga menyeret IHSG anjlok antara lain KBLV yang turun 24,71 persen ke Rp 256 per saham, GLOB turun 10,42 persen ke Rp 430 per saham dan NOBU turun 10,10 persen ke Rp 890 per saham.

Saham-saham yang menguat antara lain SLIS naik 69,57 persen ke Rp 195 per saham, KRAH naik 24,87 persen ke Rp 1.180 per saham dan ARTO naik 24,64 persen ke Rp 2.630 per saham.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Sesuai Prediksi

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak positif pada hari ini di pasar saham. Indeks masih dipengaruhi sejumlah sentimen global.

Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan, kepungan sentimen eksternal membuat penguatan indeks hanya akan bersifat sementara.

"Investor kini percaya bahwa dengan data ekonomi US yang melambat justru menjadi signal bagi The Fed untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga untuk menstabilkan ekonomi US," tuturnya di Jakarta, Senin (7/10/2019).

Di tengah spekulasi, pihaknya memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang support 6.030-6.046 dan resistance 6.077-6.092.

Setali tiga uang, secara teknikal Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya melihat IHSG berpeluang berlabuh ke zona hijau. Kisaranya, diprediksi bergerak 6.002 - 6.241.

"Mengawali pekan dengan penantian rilis data perekonomian, IHSG berpotensi menguat," ujarnya.

Adapun saham perbankan di pasar saham menurutnya laik untuk dikoleksi. Itu seperti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), serta saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM).

Sementara itu, Dennies menganjurkan investor agar memboyong saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.