Sukses

KEIN Dukung Pulau Komodo jadi Destinasi Wisata Eksklusif

Kemenko Maritim mengusulkan agar Pulau Komodo dijadikan destinasi eksklusif dengan tarif khusus.

Liputan6.com, Jakarta - Usulan Kemenko Maritim agar Pulau Komodo dijadikan destinasi eksklusif dengan tarif khusus didukung penuh oleh Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN).

Anggta KEIN sekaligus Ketua Pokja Industri Pariwisata KEIN Dony Oskaria mengatakan, usulan Kemenko Maritim sudah sesuai dengan kondrat destinasi Pulau Komodo.

"Saya mendukung penuh Pulau Komodo dijadikan destinasi Eksklusif karena DNA wisata warisan dunia tersebut berkategori special interest tourism atau wisata minat khusus. Oleh karena itu, destinasi semacam itu harus dikemas secara khusus pula agar tetap bisa mempertahankan prinsip sustainability di satu sisi dan keasliannya di sisi lain", ungkap Dony di Jakarta, Sabtu (5/10/19).

Dony menambahkan, wisata minat khusus memang harus dibanderol dengan tarif premium untuk menunjukan kepada khalayak bahwa Pulau Komodo adalah istimewa dan memang benar-benar unik. Secara prinsip, special interest tourism bersifat high cost low impact.

Karena sifatnya khusus, harganya atau cost of product-nya juga khusus, dan impact sosial ekonominya kepada masyarakat sekitar kecil, apalagi Pulau Komodo berupa sebuah pulau, yang tak banyak dikelilingi oleh pemukiman penduduk.

Oleh karena itu, kata Dony, kekhususan dan keunikan Pulau Komodo akan berakibat pada biaya pengembangan dan perawatannya nanti menjadi tinggi, sesuai dengan nilai Pulau Komodo yang juga bernilai sangat tinggi.

Justru jika Pulau Komodo dijadikan destinasi mass tourism atau wisata masal, walaupun cost of product-nya murah, ancaman kepunahan dan kerusakan lingkungannya akan sangat besar, yang akan mengurangi nilai (value) Pulau Komodo di satu sisi dan menggelembungkan biaya rekonstruksinya nanti jika sudah terlanjur rusak, di sisi lain.

"Jadi, saya setuju dan mendukung usulan Kemenko Maritim menjadikan Pulau Komodo sebagai destinasi high end dengan cost of product yang sepadan pula. Harga yang mahal nantinya akan diikuti dengan konsep pengembangan yang eksklusif, yang ditujukan untuk memberikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung. Selain itu, harga yang khusus akan mengundang rasa penasaran segmen pasar berkocek tebal di seluruh dunia untuk datang ke Pulau Komodo. Kami tak sabar menunggu realisasi usulan tersebut", tutup Dony

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Akan Buat Pulau Komodo Lebih Eksklusif

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan, pemerintah akan membenahi kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jokowi menyebut, nantinya Pulau Komodo akan dibuat lebih eksklusif, sehingga jumlah pengunjung dibatasi.

Hal ini dikatakan Jokowi usai mengunjungi Pulau Rinca, yang termasuk kawasan Taman Nasional Komodo, Kamis (10/7/2019). Dia menilai hal ini dilakukan lantaran pemerintah memprioritaskan konservasi serta menjaga ekosistem komodo.

"Kita ingin nanti misalnya Pulau Komodo betul-betul lebih ditujukan untuk konservasi sehingga turis di situ betul-betul kita batasi, ada kuota, bayarnya mahal. Kalau enggak mampu bayar enggak usah ke sana. Misalnya seperti itu, tapi mau lihat Komodo juga masih bisa di Pula Rinca," ujar Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan, bahwa dalam mengembangkan sektor pariwisata juga harus mempertimbangkan daya dukung. Dia ingin Taman Nasional Komodo tetap alami dengan memprioritaskan aspek lingkungan.

Jokowi mengatakan, pemerintah akan menyiapkan desain besar untuk membatasi antara kawasan konservasi dan pariwisata di Taman Nasional Komodo. Namun, yang terpenting, menurut dia, desain pembenahan tersebut dapat saling terhubung antara satu destinasi wisata dengan lainnya.

"Rancangan besar ini yang sebentar lagi akan kita buatkan rapat terbatas sehingga betul-betul grand desainnya itu betul-betul sambung antara Labuan Bajo, Pulau Rinca, Pulau Komodo, lautnya, semuanya," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.