Sukses

Data Ekonomi AS Membaik, Harga Emas Turun Tipis

Sejumlah data ekonomi AS, salah satunya dalam hal properti, menjadikan harga emas tertekan pada perdagangan Jumat (27/8).

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun pada hari Jumat. Ini masih menjadi tren penurunan harga emas dalam tiga minggu terakhir ini. Penurunan harga emas ini disebabkan data-data ekonomi AS yang diluar ekspektasi untuk kemudian menjadikan dolar AS semakin kuat.

Dikutip dari laman CNBC, Sabtu (28/9/2019), harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1,499.22 per ounce. Selama satu minggu ini harga emas sudah turun sekitar 1 persen. Emas berjangka AS juga turun 0,6 persen pada USD 1,506,01 per ounce.

"Banyak data ekonomi AS jauh di atas perkiraan, seperti data penjualan rumah baru dan dolar yang kuat membebani emas sekarang," kata Jigar Trivedi, seorang analis komoditas di Anand Rathi Shares & Stock yang berbasis di Mumbai.

Indeks penjualan rumah National Association of Realtors yang tertunda naik 1,6 persen menjadi 107,3 ​​untuk Agustus. Asosiasi mengatakan pada hari Kamis, para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan hanya 0,9 persen.

Sebuah laporan whistle-blower yang dirilis pada hari Kamis mengatakan Presiden AS Donald Trump tidak hanya menyalahgunakan kantornya dalam upaya untuk meminta campur tangan Ukraina dalam pemilihan AS pada tahun 2020 untuk keuntungan politiknya, tetapi bahwa Gedung Putih berusaha untuk memastikan hal itu.

Ini menambah ketidakpastian seputar prospek pertumbuhan global di tengah perang dagang AS dan China yang berkepanjangan.

Saham Eropa juga naik pada hari Jumat. Sementara harapan resolusi cepat terhadap perang perdagangan AS-China mengimbangi kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya risiko politik.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Investor Mulai Hati-hati

Namun, investor berhati-hati pada sinyal campuran dari Cina dan Amerika Serikat pada sengketa tarif mereka, yang telah membantu kenaikan emas sekitar 17 persen sejauh tahun ini.

Sejumlah bank sentral di seluruh dunia, seperti The Fed, Bank Sentral Eropa dan Bank of Japan, telah memangkas suku bunga untuk merangsang ekonomi di tengah kekhawatiran potensi resesi.

"Jika situasi ekonomi global tidak membaik, kita mungkin melihat bank sentral di seluruh dunia mengurangi suku bunga," kata Margaret Yang Yan, seorang analis pasar di CMC Markets.

Diplomat top China mengatakan pada hari Kamis Beijing bersedia membeli lebih banyak produk A.S., dan bahwa pembicaraan akan menghasilkan hasil jika kedua belah pihak mengambil langkah-langkah positif untuk menunjukkan itikad baik.

Tetapi laporan mengatakan Washington tidak mungkin membiarkan perusahaan-perusahaan Amerika memasok Huawei Technologies China.

Harga emas di pasar spot tengah menguji support di USD 1,488 per ounce. Jika harga ini tembus dapat menyebabkan penurunan menuju USD 1,446, menurut Wang Tao, analis pasar Reuters untuk komoditas dan teknik energi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.