Sukses

Thailand Klaim Ekspor Produk Elektroniknya Terus Meningkat

Industri elektronik di Thailand tetap tumbuh meski ada gejolak ekonomi global

Liputan6.com, Bangkok - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Thailand mengukuhkan diri sebagai salah satu negara dengan industri elektronik terkuat di ASEAN, termasuk urusan ekspor produk dan komponen elektronik.

Wakil Sekretaris Tetap Kementerian Perdagangan Thailand, Suchart Sinrat menyatakan nilai ekspor produk elektronik Thailand terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Tahun lalu, nilai ekspor produk Air Conditioner (AC) atau pendingin ruangan dan kulkas Thailand tercatat sebesar USD 24.312 juta, naik 3,61 persen," ujarnya dalam Opening Ceremony Bangkok RHVAC and E&E 2019 di Bangkok, Rabu (25/09/2019).

Dia menambahkan, nilai ekspor produk dan komponen elektronik secara keseluruhan juga naik 4,45 persen menjadi USD 38.370 pada tahun 2018.

Tren ini membuat pemerintah Thailand yakin akan pertumbuhan industri elektronik di negeri Gajah Putih. Pabrik elektronik khususnya hard disk, Air Conditioner (AC) atau pendingin udara dan kulkas di Thailand dikenal memiliki kualitas perakitan yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Kelebihan ini dinilai membuat perusahaan berinvestasi dan membangun pabrik di Thailand.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pameran Elektronik

Untuk mendukung tren positif industri elektronik, Kementerian Perdagangan Thailand menggelar pameran produk elektronik terbesar se-ASEAN bertajuk Bangkok Refrigeration, Heating Ventilation and Air Conditioner (RHVAC) dan Electric and Electronics (E&E) 2019.

Dimana seluruh perusahaan, importir, eksportir, hingga para praktisi elektronik berkumpul untuk bertransaksi dan berbagi pengetahuan seputar industri elektronik.

Pameran yang diadakan di Bangkok International Trade and Exhibition Center (BITEC) ini diperkirakan menarik 14 ribu pengunjung dan ditargetkan mendulang transaksi hingga 2.000 juta Baht atau sekitar USD 65,4 juta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.