Sukses

Mentan: Karhutla Tak Pengaruhi Produksi Padi

Kasus karhutla untuk di wilayah Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan diklaim menurun dibanding tahun sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaeman meyakini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menimbulkan kabut asap cukup parah tidak sampai memengaruhi menurunnya produksi tanaman pangan khususnya padi.

"Insya Allah masalah produksi padi aman," ujar Amran usai menghadiri kongres dan seminar nasional Peragi di Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).

Menurutnya, kasus karhutla untuk di wilayah Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan diklaim menurun dibanding tahun sebelumnya. Sebab, Kementan telah mengoptimalkan lahan tidur menjadi lahan pertanian.

Tak hanya itu, cara pengolahan lahan pertaniannya pun menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) bantuan dari pemerintah, sehingga membuka lahan tidak dengan cara dibakar.

 

"Kita sudah mengoptimalkan lahan tidur di Kalsel dan Sumsel. Ini kita lakukan sehingga intensitas karhutla di dua wilayah itu lebih rendah dari sebelumnya. Itu laporan dari gubernurnya langsung," ujar Amran.

Ia menambahkan, stok beras saat ini masih melimpah di gudang meski musim kemarau dan karhutla tengah melanda sejumlah wilayah Indonesia.

"Stok beras berlebih. Tuh gudang penuh, kurang lebih ada 2,4 ha, 2,5 juta ton," ujar Amran.

Bahkan, Amran menyebutkan pasokan beras di daerah Kabupaten Merauke, Provinsi Papua tidak tertampung di gudang lantaran produksi berlebih.

"Di Merauke menurut DPR beras tidak dibeli karena gudangnya penuh. Kalau pun ada karhutla, pangan aman," terang Amran.

Menurut Amran tak ada komoditas tanaman pangan yang terdampak karhutla maupun kekeringan di tahun ini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertanian 4.0

Saat menghadiri kongres, Amran mengatakan dalsm menghadapi era industri 4.0 peneliti dan stakeholder yang tergabung dalam Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) untuk semakin berkontribusi lebih banyak lagi untuk pertanian Indonesia.

"Kita harus ikut pertanian 4.0, termasuk pertanian yang berbasis digitalisasi," ujar Amran.

Karena itu, Amran meminta Peragi untuk bisa mengakselerasikan smart farming dan membuat sesuatu yang tidak mampu dipikirkan orang lain.

"Di negara lain yang sudah mampu menghasilkan buah dengan bobot yang fantastis. Saya tantang Peragi mampu hasilkan semangka dan labu dengan berat dua ton. Kalau Peragi mampu, maka akan menggegerkan dunia," tantangnya.

Amran merasa hal tersebut bukanlah hal yang sulit. Apalagi Indonesia sudah berhasil membuat jagung dua tongkol. Bahkan sekarang tengah uji coba jagung empat tongkol yang bisa mencapai produktivitas 20 ton per hektare. Contoh lainnya adalah Belgian Blue yang dengan teknologi transfer embrio, sehingga bisa menghasilkan sapi jenis Belgian Blue di Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.