Sukses

Kabut Asap, Industri di Riau Alami Kerugian Miliaran Rupiah

Total kerugian yang dilaporkan beberapa industri di Riau mencapai hingga miliaran Rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau, Kholis Romli membeberkan beberapa dampak kerugian industri di Riau akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Setidaknya total kerugian yang dilaporkan beberapa industri di Riau mencapai hingga miliaran Rupiah.

"Jika ditotal, estimasi kerugian secara ekonomis dari pelaku bisnis di Riau telah mencapai angka puluhan bahkan bisa menyentuh ratusan miliar Rupiah," kata dia kepada merdeka.com, Senin (23/9/2019).

Kholis mengatakan dampak bisnis yang dialami pelaku usaha berbeda konteks dan aksentuasinya sesuai natural sektor bisnis masing-masing. Secara obyektif, khususnya dalam satu bulan ini telah terjadi penurunan produktivitas dunia usaha sebagai akibat dari bencana karhutla dan asap beracun.

"Kerugian bisnis ini diakibatkan oleh terhentinya proses produksi, terganggunya kegiatan perdagangan dan transportasi, serta menurunnya nilai sumber daya di daerah terdampak," kata dia.

Adapun secara sektoral, asosiasi pelaku bisnis terdampak bencana kabut asap ini diantaranya adalah pelaku bisnis tour n Travelling yg tergabung di ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies) Riau dimana banyak para wisatawan yang membatalkan kunjungannya ke destinasi wisata di Riau.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengalihan Distribusi

Kemudian, pelaku bisnis pameran dan event organizing yg tergabung di ASPERAPI (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia) juga mengalami banyak kerugian dimana banyak klien dan talent yang membatalkan keikutsertaannya dalam even mereka.

Selanjutnya para pelaku bisnis di bidang Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik yg tergabung dalam ASPERINDO Wilayah Riau telah mengalami kerugian disebabkan banyak pengiriman via udara dialihkan lewat jalur darat shg menimbulkan keterlambatan. Pada bencana karhutla 2015 lalu kerugian bisnis yang dialami anggota ASPERINDO Riau mencapai puluhan miliar rupiah.

Selain itu, ada pula pelaku bisnis di bidang jasa hotel dan restoran yg tergabung dalam PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran) Riau juga menyampaikan kerugian disebabkan menurunnya tingkat hunian dan omset usaha selama bencana karhutla ini berlangsung. Hal ini terkait banyaknya kunjungan masyarakat dan even meeting atau convention yg dibatalkan akibat ketidakpastian skedul pesawat. Potensi penurunan tingkat hunian diprediksi mencapai 25-40 persen.

Selanjutnya, pelaku bisnis sektor UMKM yang tergabung dalam HIKMARI (Himpunan Industri Kecil Makanan dan Minuman Riau) mengeluhkan penurunan omset berkisar 30 - 40 persen sebagai akibat bencana Karhutla dimana hal ini disebabkan terhambatnya mobilitas bahan baku dan produk kepada konsumen.

 

3 dari 3 halaman

Industri Perkebunan dan Keuhatan

Terakhir, sektor Industri Perkebunan dan Kehutanan yang tergabung dalam GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Riau dan APHI (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia) Riau mengeluhkan terjadinya produktivitas budidaya dan prosesing dimana Karhutla ini telah mengganggu stamina dan kesehatan para karyawan maupun para vendor terkait.

Atas kerugian tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau sebagai wadah seluruh pelaku usaha dan asosiasi bisnis mengajak semua pihak berpartisipasi mendorong pemerintah agar lebih efektif lagi mengatasi bencana Karhutla ini. Paling tidak ada upaya tindakan tegas dari pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini.

"Jika tidak segera diatasi, bencana karhutla 2019 di Riau ini menyerupai bencana yang sama pada 2015 lalu. Selain mengakibatkan kerugian secara ekologis dan kesehatan masyarakat, bencana Karhutla ini pasti telah memberikan dampak kerugian secara ekonomis khususnya bagi pelaku bisnis," tandasnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.