Sukses

Pegadaian Bidik Pembiayaan Rp 46,5 Triliun di 2019

Pegadaian menargetkan pembiayaan naik 15,20 persen dari pembiayaan tahun lalu senilai Rp40,341 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) menargetkan pembiayaan sebesar Rp46,5 triliun di tahun ini. Angka ini naik 15,20 persen dari pembiayaan tahun lalu senilai Rp40,341 triliun.

"Target kita bisa tumbuh 15 persen (pembiayaan) untuk tahun ini. Ini lebih tinggi dari tahun lalu yang cuma 12 persen," tutur Direktur Utama Perusahaan Kuswiyoto di Jakarta, Senin (23/9/2019).

Meski kompetisi di industri gadai semakin sengit, pihaknya menegaskan akan terus berinovasi seperti salah satunya mentransformasikan produk gadai menjadi produk digital.

"Hampir semua produk Pegadaian sudah digital, tinggal kita sekarang memasarkan saja ke masyarakat karena hari ini pengguna pegadaian capital expenditure (capex) baru 1 juta. Nah itulah pr kami untuk mengedukasi masyarakat," ujarnya.

"Dengan begitu kan kita bisa jauh lebih efisien dengan mengurangi tenaga di satu pihak, jaringan nasabah juga bisa jauh lebih mudah dan murah. Mereka bisa bertransaksi kapanpun dimanapun. Kalau mereka ngandalin SDM kita kan outletnya terbatas," lanjut dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Total Pembiayaan Pegadaian

Sebelumnya, data perseroan menunjukkan hingga kuartal III 2019, total outstanding loan (pembiayaan) Pegadaian mencapai Rp45 triliun tumbuh 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Rinciannya, Rp35 triliun setara 78 persen berasal dari lini bisnis gadai. Sedangkan sisanya Rp10 triliun setara 22 persen bersumber dari bisnis non gadai. Sementara itu, posisi rasio nonperforming financing (NPF) secara gross tercatat sebesar 1,7 persen pada kuartal III 2019.

3 dari 3 halaman

Pegadaian: Tren Bisnis Gadai Cenderung Stagnan

PT Pegadaian (Persero) menyatakan pertumbuhan tren bisnis gadai cenderung stagnan saat ini. Kenaikan hanya berkisar antara 1-2 persen setiap tahunnya.

Direktur Utama Perseroan Kuswiyoto mengatakan, kenaikan pertumbuhan bisnis yang hanya bertahap itu disebabkan semakin banyaknya pilihan pendanaan di masyarakat.

"Itulah makanya kita harus terus berinovasi, kalau nggak berinovasi kita akan turun-turun terus tuh kinerjanya," tuturnya di Jakarta, Senin (23/9/2019).

Kuswiyoto melanjutkan, perusahaan tak boleh hanya mengandalkan produk gadai saja merespon perubahan yang terjadi di tengah masyarakat.

Kata dia, inovasi perlu dilakukan guna mengatrol arah perkembangan kinerja perseroan kedepannya. Misalnya saja dengan mentransformasi budaya untuk menyasar pangsa Gen-Z melalui pasar digital dan IT.

"Gadai sangat relatif stagnan, makanya mulai tahun 2015 kita melakukan transformasi, salah satunya lima strategi. Cek produk gadai akan kita tetap petahankan dan tingkatkan volumenya tapi mungkin secara komposisi akan turun tapi secara outsanding akan dorong," ujarnya.

"Jadi produk gadai kita akan kembangkan ke banyak produk salah satunya kalau sekarang kebanyakan emas pegadaian sekarang akan kembangkan salah satunya saham," lanjut dia.

Sebagai informasi saja, tren tertinggi pertumbuhan bisnis Gadai terjadi pada kuartal-III 2016 sebesar 4,5 persen. Sedangkan terendah terjadi di kuartal-III 2015 yang minus sampai 3,1 persen

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Bisnis utama Pegadaian adalah pemberian pinjaman dengan jaminan barang bergerak baik secara konvensional maupun syariah.

    Pegadaian

  • BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara yang beroperasi di Indonesia.

    BUMN

  • Gadai