Sukses

Terpaksa Menunggu 20 Tahun, Ini Alasan Butuh Waktu Lama untuk Naik Haji

Menjadi rukun Islam yang ke-5, ibadah haji menjadi keinginan umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, tantangan yang harus dihadapi pun cukup besar

Liputan6.com, Jakarta Menjadi rukun Islam yang ke-5, ibadah haji menjadi keinginan umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, tantangan yang harus dihadapi pun cukup besar, mulai dari biaya yang tinggi hingga antrean naik haji yang mencapai 20 tahun. Tidak heran jika kebanyakan yang berangkat ke Tanah Suci sudah berusia lanjut. Ternyata, ini alasan di balik lamanya antrean haji di Indonesia.

Waktu Ibadah Haji yang Panjang

Dibandingkan umrah, ibadah haji memang lebih mahal dan waktunya lebih panjang, Jika umrah hanya beribadah di kota Mekkah dan Madinah saja, ibadah haji menambah lokasi ibadah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Rangkaian ibadahnya pun lebih panjang seperti wuquf, thowaf, sai, mabit di Muzdalifah dan Mina, serta melontar jumrah. Tidak heran jika rangkaian ibadah haji akan berlangsung sekitar 40 hari ketimbang umrah yang hanya perlu waktu 9-14 hari.

Perbedaan Biaya

Untuk biaya haji di tahun 2019, pemerintah mencanangkan biaya haji rata-rata Rp35 jutaan, jauh lebih mahal ketimbang umrah yang mencapai Rp20 jutaan. Demi mendapatkan dana yang cukup untuk berangkat haji, tidak sedikit yang butuh waktu bertahun-tahun untuk menabung. Untungnya, kini kamu bisa merencanakan tabungan haji dengan waktu tunggu yang relatif lebih cepat.

Kuota yang Terbatas

Indonesia merupakan negara dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Dengan penduduk lebih dari 260 juta, kuota yang diberikan hanya 221ribu jamaah haji per tahun. Padahal tiap tahunnya ada sekitar 600ribuan pendaftar haji regular. Akibatnya, tiap tahun daftar antrian menumpuk dan semakin panjang. Untungnya tahun ini, kuota bertambah hingga 10ribu jamaah sehingga dapat mengurangi panjangnya antrian ke Tanah Suci.

Ada Waktu Tertentu

Jika ibadah umrah bisa dilakukan kapan saja dan jadwalnya lebih fleksibel. Sementara ibadah haji memiliki tanggal khusus, seperti rangkaian ibadah yang dilakukan pada 8-13 Dzulhijjah saja. Hal ini membuat jutaan umat Muslim dari seluruh dunia hadir dan berada di satu lokasi dalam waktu yang bersamaan. Tidak heran jika kuota per negara dibatasi untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pada jamaah.

Ingin Naik Haji Lagi

Antrian jamaah haji semakin bertambah panjang karena kebiasaan umat Islam yang sudah berhaji tapi kemudian ingin kembali lagi karena kerinduannya pada Tanah Suci. Walaupun ibadah haji hukumnya wajib hanya seumur hidup sekali dan selebihnya adalah sunnah, mereka yang bisa kembali menunaikan haji akan memberikan rasa bahagia yang tak terkira. Kesempatan ini biasanya dimanfaatkan oleh orang-orang yang mampu bukan hanya secara finansial tapi juga fisik.

Indonesia masih lebih beruntung ketimbang Malaysia yang harus menunggu 120 tahun untuk berangkat haji. Semoga ke depannya ditemukan solusi yang tepat agar seluruh peminat haji di Indonesia bisa menunaikan rukun Islam kelima tanpa harus menunggu terlalu lama.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.