Sukses

Karhutla di Riau Tak Ganggu Penyaluran BBM

Pertamina mengoperasikan satu unit refueller produk Avtur dengan kapasitas 16 Kilo Liter (KL).

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan, Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau tidak mengganggu penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) ke masyarakat, perusahaan tersebut juga mengalokasikan avtur khusus untuk helikoper pemadaman api.

Unit Manager Comm, Rel & CSR Marketing Operation Region (MOR) I Roby Hervindo mengatakan, operasional distribusi BBM masih berjalan normal, kabut asap tidak menghambat penyaluran ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Hingga September 2019, lebih dari 563 juta liter Premium telah disalurkan. Sementara konsumsi Pertamax Series mencapai 15,3 juta liter.Untuk Solar bersubsidi, tercatat sebanyak 568 juta liter telah tersalurkan. Untuk Dex Series, total konsumsi sebanyak 4,8 juta liter.

“Kami terus mendorong agar konsumen menggunakan BBM berkualitas seperti Pertamax dan Dex. Karena bahan bakar ini lebih ramah lingkungan, mengurangi polusi asap," kata Roby, di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Untuk mendukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menanggulangi karhutla, Pertamina mengoperasikan satu unit refueller produk Avtur dengan kapasitas 16 Kilo Liter (KL).

Refueller dikirimkan ke Bandara Japura Rengat dari Bandara Sultan Syarif Khasim (SSK) II dan sudah beroperasi sejak pekan lalu. Sedangkan rata-rata konsumsi avtur untuk helikoper water bombing BNPB sebesar 4 ribu liter per hari.

"Kami juga mengirimkan tim refueling dan awak bridger, khusus untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar helikopter. Avtur dikirimkan dari bandara SSK II," ujar Roby.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pencemaran Udara

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (14/9/2019), indeks standar pencemar udara (ISPU) tertinggi di wilayah Pekanbaru mencapai 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125, Bengkalis 121, dan Kampar 113.

Kualitas udara yang diukur dengan ISPU memiliki kategori baik (0 - 50), sedang (51 - 100), tidak sehat (101 - 199), sangat tidak sehat (200 - 299), dan berbahaya (lebih dari 300). BNPB juga mencatat bahwa luas lahan yang terbakar mencapai 49.266 hektare. Terdiri dari 40.553 hektare lahan gambut dan 8.713 hektare lahan mineral.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.