Sukses

Suku Bunga Turun Sedikit, Donald Trump Mengamuk ke Bank Sentral AS

Presiden AS Donald Trump tidak puas dengan sedikitnya penurunan suku bunga AS.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, baru saja mengumumkan penurunan suku bunga pada Rabu, 18 September 2019, waktu Washington. Penurunan itu sesuai spekulasi yang beredar sejak beberapa bulan belakangan ini.

Gubernur the Fed, Jerome Powell, berkata suku bunga dipangkas 25 basis poin. Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) justru tidak menyambut baik penurunan yang hanya sedikit itu. Ia pun kembali mendamprat Bank Sentral negaranya.

"Jay Powell dan Federal Reserve Gagal Lagi. Tidak ada 'nyali', tidak ada sudut pandang, tidak ada visi! Komunikator yang buruk!" ujar Trump via Twitter.

Trump selama ini menilai Fed terlalu lambat dalam penurunan suku bunga. Powell sendiri berkata suku bunga siap diturunkan lagi jika ekonomi melemah. Fed juga memberi sinyal suku bunga akan kembali turun di tahun ini.

Dalam konferensi persnya, Powell menyebut ada kenaikan risiko perang dagang, Brexit, dan perlambatan pertumbuhan global. Meski demikian, ekonomi AS dinilai masih kuat.

"Ekonomi tumbuh pada taraf 2,5 persen di paruh awal tahun ini. Pengeluaran rumah tangga, didukung kuatnya pasar lapangan kerja, naiknya pendapatan, dan kepercayaan konsumen yang solid, telah menjadi pendorong kunci pertumbuhan," ucap Powell.

Menurut USA Today, pemangkasan suku bunga menemui resistensi dari beberapa presiden Fed di daerah. Presiden Fed Kansas City Esther George dan Presiden Fed Boston Eric Rosengren tak setuju dengan pemangkasan suku bunga. Sementara, Presiden Fed St. Louis James Bullard tak setuju karena pemangkasan terlalu kecil.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Langsung Melemah Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Harga emas melemah pada perdagangan Rabu tetapi tetap bertahan di level psikologis USD 1.500 per ounce setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga.

Mengutip CNBC, Kamis, 19 September 2019, harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 1.497 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,5 persen ke level USD 1.505 per ounce.

"Pasar emas cukup sensitif terhadap kebijakan DOMC dan the Fed tahun ini sehingga harapan penurunan suku bunga sangat mendukung kenaikan harga emas," jelas analis logam mulia HSBC, James Steel.

The Fed menyetujui pemangkasan suku bunga seperempat poin. Lagkah ini sesuai dengan harapan para pelaku pasar.

Namun, pembuat kebijakan moneter di bank sentral tersebut masih terpecah mengenai perlunya pelonggaran lebih lanjut karena data ekonomi AS membaik.

Ketua the Fed Jerome Powell akan diharapkan untuk menjelaskan posisi bank sentral dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga.

"Pelaku pasar akan mencari sinyal rencana untuk penurunan suku bunga ke depan." jelas Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures.

"Jika (Fed) bahasa mereka menyinggung fakta bahwa ada pemotongan lagi yang datang antara Oktober dan Desember, maka emas dan perak akan mendapat manfaat besar, "lanjut dia.

Investor juga fokus pada pertemuan kebijakan Bank of Japan pada hari Kamis.

3 dari 3 halaman

The Fed Pangkas Suku Bunga untuk Kedua Kalinya

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga sebesar 0,25 persen pada Rabu waktu setempat. Pemangkasan ini untuk kedua kalinya setelah bulan sebelumnya juga melakukan kebijakan yang sama.

Mengutip Wall Street Journal, Kamis (19/9/2019), pemangkasan ini untuk melindungi ekonomi AS terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang diperkuat oleh adanya aksi perang dagang AS dengan China.

Ketua the Fed Jerome Powell mengatakan bahwa ada perbedaan pandangan dari beberapa pejabat the Fed. Ada yang menginginkan suku bunga dipotong tetapi ada juga yang ingin bertahan.

""Saya kira akan tiba saatnya ketika kita berpikir sudah cukup. Tetapi mungkin juga akan tiba saatnya ketika ekonomi memburuk dan kita kemudian harus memotong lebih agresif," kata Mr Powell pada konferensi pers.

Tujuh dari 10 pejabat Fed memberikan suara mendukung penurunan suku bunga dana federal ke kisaran antara 1,75 persen dan 2 persen, dengan dua pejabat bank sentral lebih suka mempertahankan suku bunga stabil dan satu mendukung pemotongan setengah poin yang lebih besar.

The Fed juga pada hari Rabu juga telah menyuntikkan uang ke dalam sistem perbankan kedua kalinya untuk meredakan krisis di pasar keuangan. Kemungkinan besar, gelontoran dana tersebut akan dilanjutkan juga pada Kamis. Operasi pasar ini bertujuan untuk menjaga tingkat dana di kisaran target bank sentral.

Powell mengatakan masalah pendanaan dan operasi pasar ini tidak memiliki implikasi terhadap ekonomi atau sikap kebijakan moneter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.