Sukses

Kementerian PUPR Ajak Jepang Bangun Terowongan di Tol Trans Sumatera

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan terowongan untuk jalan memang agak terlambat.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong inovasi dan pemanfaatan teknologi pembangunan terowongan jalan di Indonesia. Salah satunya dengan menggaet Pemerintah Jepang untuk membuat terowongan di proyek Tol Trans Sumatera.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan terowongan jalan memang agak terlambat. Oleh karena itu, ia meminta agar ke depannya dapat dibuat terowongan untuk proyek-proyek jalan yang ada.

"Teknologi terowongan sudah diterapkan pada pembangunan bendungan berupa saluran pengelak, namun di bidang jalan memang agak terlambat. Untuk itu, kita dorong agar lebih banyak terowongan dalam pembangunan jalan," ungkap dia dalam sebuah keterangan tertulis, Selasa (17/9/2019).

Terowongan yang tengah dibangun Kementerian PUPR saat ini berada di ruas Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dengan panjang 472 meter dan diameter 14 meter. Pembangunannya menggunakan metode New Austrian Tunneling Methods (NATM).

Selain NATM, terdapat juga metode Tunneling Boring Machine (TBM) yang digunakan dalam pembangunan jalur Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Padang-Pekanbaru

Teknologi terowongan juga akan diterapkan pada ruas Tol Padang-Pekanbaru sebanyak lima terowongan dengan total panjang 8,95 km yang menembus pegunungan Bukit Barisan. Selain di infrastruktur jalan, terowongan saat ini juga banyak digunakan dalam pembangunan seperti Bendungan Kuwil, Way Sekampung, dan lainnya.

Selain itu, Menteri Basuki melanjutkan, Kementerian PUPR bekerjasama dengan Pemerintah Jepang juga tengah menyiapkan perencanaan pembangunan terowongan pada Jalan Tol Trans Sumatera ruas Tol Bengkulu-Muara Enim.

"Pembangunan terowongan ini memiliki tantangan luar biasa karena menembus kawasan Bukit Barisan yang merupakan kawasan rawan bencana gunung api dan gerakan tanah. Sehingga upaya mitigasi bencana pada tahap perencanaan menjadi sangat penting," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Inovasi Modern

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto menyatakan, terowongan merupakan inovasi konstruksi modern. Menurutnya, terowongan dapat menjadi alternatif pemanfaatan ruang bawah tanah.

Dia juga mengutarakan, salah satu proyek terowongan yang sukses yakni pembangunan MRT Jakarta. Menurutnya, MRT menjadi contoh sukses lantaran dapat menekan kemacetan Jakarta.

"MRT ini menjadi solusi kemacetan di DKI Jakarta, MRT dibangun di pusat kota yang padat dan diselesaikan dengan gangguan minimal pada wilayah sekitar. Solusi yang sama bisa digunakan di kota besar," ujar Sugiyartanto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.