Sukses

Pengusaha Muda: Jokowi Harus Mampu Ciptakan Konglomerat Baru

Jokowi membenarkan bahwa memang butuh konglomerat baru di republik ini.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahdahilia meminta ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar ada konglomerat baru di dalam negeri.

Menurut Bahlil, konglomerat di Indonesia datang dari golongan yang itu-itu saja. Sebabnya, harus ada kalangan muda yang menjadi konglomerat baru.

"Semua sudah berganti, menteri berganti, tapi konglomeratnya masih itu-itu saja, enggak ganti-ganti. Temen-temen muda ingin naik kelas, agar bisa kolaborasi dengan baik," ujarnya di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Tetapi, pernyataan tersebut dibalas dengan guraun dari Jokowi. Menurut Jokowi, dirinya telah meminta 20 calon baru tersebut dari HIPMI dari 3 tahun lalu.

"Dari 3 tahun lalu, saya sudah minta (20 nama) dari HIPMI dan KADIN. Tapi belum dikasih-kasih. Tidak tahu apakah sedang digodok apa bagaimana," balasnya.

Kendati begitu, Jokowi membenarkan bahwa memang butuh konglomerat baru di republik ini.

"Harus muncul konglomerat baru di bangsa kita. Pemerintah perlu turun tangan beri peluang-peluang yang ada kepada mereka," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pelajaran Hidup Berharga dari Konglomerat TP Rachmat

 Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat memiliki jejak gemilang di dunia otomotif dan alat berat. Kerja keras pria 75 tahun, membuat namanya dan keluarga masuk jajaran orang kaya di Indonesia peringkat 9 versi Forbes pada 2019.

Teddy, begitu ia karib disapa, mengawali karier pada 1968 sebagai salesman alat berat di Astra. Kariernya moncer, jabatan Teddy naik terus hingga menjadi Direktur Utama di perusahaan tersebut.

Pada 1998, secara mengejutkan ia keluar dari Grup Astra. Bukan untuk pensiun melainkan membangun bisnis dengan bendera Triputra Grup. Perusahaan ini bergerak di sektor agrikultur, manufaktur, perdagangan, pertambangan, hingga dana pensiun. (Baca: Kunci Sukses Mantan Bos Astra Bangun Kerajaan Bisnis)

Baru-baru ini, tepatnya Rabu, 3 Juli 2019, lulusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) diganjar penghargaan dari tempatnya menimba ilmu itu. ITB menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan kepada Teddy karena dianggap berperan besar membangun industri manufaktur Indonesia.

Berikut beberapa pelajaran penting yang bisa dipetik dalam dalam pidato Teddy saat menerima anugerah tersebut seperti dikutip dari rilis yang diterima Liputan6.com:

- Jaga reputasi

Salah satu pelajaran yang ia ingat dari orangtuanya yang juga pengusaha adalah mengenai menjaga reputasi.

"Saya mencatat berbagai perilaku orangtua sebagai pebisnis, khsusunya dalam hal menjaga reputasi. Orangtua saya selalu mengingatkan bahwa kami, anak-anaknya harus habis-habisan menjaga reputasi, walaupun itu berisiko pada kurangnya income bagi keluarga di saat-saat susah."

3 dari 3 halaman

- Tak lupa pesan para pengajar

Sistem pendidikan yang didapatan selama ia belajar di ITB membantu Teddy melihat sesuatu secara logis dan sistematis.

"Mereka mengajar dan melatih saya untuk menjadi pribadi yang selalu haus akan ilmu pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis. Mereka juga mengajarkan kepada saya untuk selalu mencari, memahami, serta menghormati fakta maupun data, sebelum mengemukakan pendapat ataupun dalam mengambil keputusan."

- Pantang menyerah

Jiwa pantang menyerah Teddy salah satunya ketika ia berjuang mengulang mata kuliah Teknik Pengatur hingga 17 kali. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada para pendidiknya saat itu.

"Semua itu mengasah saya untuk tumbuh menjadi pribadi yang adaptif, tidak mudah menyerah, dan berkomitmen terhadap pilihan hidup saya," kata Teddy.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.