Sukses

BPS Catat Ekspor Indonesia USD 14,28 Miliar di Agustus 2019

Angka tersebut merosot 7,06 persen dibandingkan dengan posisi Juli tahun ini sebesar USD 14,45 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2019 mencapai USD 14,28 miliar. Angka tersebut merosot 7,06 persen dibandingkan dengan posisi Juli tahun ini sebesar USD 14,45 miliar.

"Ekspor pada Agustus sebesar USD 14,28 miliar, turun 7,06 persen dibanding bulan sebelumnya," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (16/9).

 

Pada Agustus Indonesia mengekspor migas menyumbang USD 0,88 miliar. Sementara itu sektor nonmigas menyumbang ekspor sekitar USD 13,40 miliar.

Secara tahunan, ekspor Indonesia sejak awal tahun telah mencapai USD 110,07 miliar turun 8,28 persen jika dibandingkan tahun lalu sebesar USD 120,01 miliar.

Sementara itu, ekspor utama Indonesia masih didominasi oleh China dengan komoditas utama bahan bakar mineral, lalu Amerika Serikat dengan komoditas utama pakaian jadi dan Jepang dengan komoditas utama bahan bakar mineral dan permata.

"Tantangan masih berat, negara-negara tujuan ekspor mengalami perlambatan ekonomi. Di sisi lain perang dagang masih berlangsung. Harga komoditas masih fluktuatif. Kalau kita lihat pergerakannya masih mirip dengan tahun sebelumnya," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BPS: Inflasi Agustus 2019 di Angka 0,12 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama Agustus 2019 di angka 0,12 persen. Angka ini lebih rendah dibanding Juli 2019 yang ada di angka 0,31 persen.

Sementara Untuk inflasi tahun kalender Januari-Agustus 2019 mencapai 2,48 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,49 persen.

"Bulan agustus 2019 menunjukan adanyaa kenaikan. Berdasarkan survei di 82 kota pada bulan Agustus 2019 ini tejadi inflasi 0,12 persen,"kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantornya Jakarta, Senin (2/9/2019). 

Dia mengungkapkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan, sebanyak 44 kota mengalami inflasi. Sedangkan 38 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi dialami di Kudus sebesar 0,82 persen, sedangkan terendah yaitu di Tasikmalaya, Madiun, Parepare sebesar 0,04 persen.Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Bau-Bau ebesar -2,10 persen dan deflasi terendah di Tegal, Palopo -0,02 persen.

"Dengan perhatikan inflasi ini masih berada di bawah target pemerintah. Ini termasuk kendali karena berbagai program yang dilakukan pemerintah," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.