Sukses

Rupiah Perkasa di Level Rp 13.950 Imbas Stimulus Moneter di Eropa

Bank Sentral Eropa akan melanjutkan stimulus moneter dan pemangkasan bunga acuan.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di level Rp 13.950 per dolar AS, menguat dibandingkan kemarin yang berada di Rp 14.052 per dolar AS.

Pengamat Ekonomi INDEF Bhima Yudhistira mengatakan, penguatan rupiah ini didorong oleh faktor eksternal yaitu keputusan Bank Sentral Eropa untuk melanjutkan stimulus moneter dan pemangkasan bunga acuan lebih lanjut.

"Ini berita bagus buat Indonesia karena adanya aliran dana dari Eropa ke negara berkembang," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (13/9/2019).

 

Menurut Bhima, hal ini menjadi peluang bagi Indonesia karena yield spread surat utang Indonesia dengan US Treasury paling tinggi dibanding negara lain di Asia lain.

Dari sisi rating surat utang dengan predikat investment grade juga konsisten alami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.

"Ya dibanding investor global beli bond eropa yang rate kecil bahkan ada yang minus, lebih baik masuk ke emerging market seperti Indonesia. Dari sisi penguatan kurs rupiah beberapa minggu terakhir juga menjadi indikasi peralihan dana asing khususnya dari Eropa," jelas dia.

Isu lain, lanjut Bhima, terkait meredanya tensi perang dagang AS China seiring dibukanya kembali meja dialog tim perundingan dagang dua negara.

"Penguatan kurs mungkin bisa bertahan sampai akhir bulan ini, meskipun perlu dicermati neraca dagang di September bisa kembali defisit. Pada akhirnya penguatan kurs tidak terlalu signifikan," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cadangan Devisa Naik

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini. Rupiah bisa menguat ke bawah 14.000 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Senin (9/9/2019), rupiah di buka di angka 14.087 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.101 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.072 per dolar AS hingga 14.092 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 2,21 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.091 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.140 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada pekan ini, berpeluang menguat di bawah Rp14.000 per dolar AS.

"Penguatan rupiah bisa berlanjut bahkan berpotensi menguat di bawah 14.000 per dolar AS pada minggu ini jika tidak ada sentimen negatif dari eksternal," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih dikutip dari Antara.

Cadangan devisa (cadev) Agustus mencapai USD 126,4 miliar, naik dari posisi Juli lalu yang sebesar USD 125,9 miliar.

Kenaikan cadangan devisa tersebut karena penerimaan devisa migas akibat naiknya harga minyak mentah dan penerimaan devisa lainnya.

Posisi ini sangat aman dengan ukuran bulan impor yang mencapai 7,4 bulan dan 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional tiga bulan impor.

Kenaikan cadev ini direspons dengan menguatnya rupiah yang cukup lumayan 0,38 persen pada perdagangan akhir pekan lalu.

Lana memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran 14.110 per dolar AS hingga 14.140 per dolar AS.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.