Sukses

IKPP Ekspor Kertas ke 100 Negara

Indonesia ternyata menjadi negara yang mengekspor kertas ke berbagai negara di dunia

Liputan6.com, Jakarta PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk atau IKPP menyatakan telah berhasil memasarkan produk kertas buatannya. Pemasaran ini dilakukan dari sebuah pabrik yang berlokasi di Perawang, Riau ke lebih dari 100 negara di berbagai penjuru dunia.

Asisten Manager Cut Size 6 IKPP, Atrimaldi, mengatakan bahwa pihaknya dalam sehari bisa memproduksi minimal 900 ton lembar kertas ukuran A4 yang berasal dari tiga mesin yang dimiliki perseroan.

"Per hari bisa menghasilkan kertas ukuran A4 sebanyak 350 ton untuk satu mesin. Kalau normal sehari dari 3 mesin yang ada di sini, minimal bisa memproduksi 900 ton per hari," jelas dia di Pabrik IKPP di Perawang, Riau, seperti dikutip Rabu (4/9/2019).

Selain kertas A4, ia melanjutkan, perusahaan berkode saham INKP ini juga turut menghasilkan sejumlah produk lain seperti tissue. Namun begitu, saat ditanya pendapatan perseroan dalam sehari, ia belum mengaku belum mengetahui detail pastinya.

Dia melanjutkan, pabrik IKPP ini terus beroperasi tanpa henti selama 24 jam. Adapun dalam memproduksi lembaran kertas, ia menyebutkan, pihaknya mempekerjakan sebanyak 21 orang yang bertugas dalam tiga shift.

"Pabrik bekerja selama 24 jam dengan sistem kerja tiga shift. Tiap shift diisi oleh 7 orang," ujar Atrimaldi.

Secara hasil, ia menyampaikan, IKPP berhasil mengekspor kertas olahannya ke lebih dari 100 negara, seperti Malaysia, Korea Selatan, hingga Jepang.

"Pihak pemesan ada dari Malaysia, Jepang, Korea (Selatan). Pokoknya ini dipasarkan ke 100 lebih negara," terang dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penebangan Liar Masik Marak, Industri Kertas Terganggu

Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas menyatakan, aktivitas penebangan liar atau illegal logging masih menjadi tantangan utama dalam kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang juga turut mengganggu kegiatan industri perusahaan di sektor industri pulp dan kertas.

"Tantangannya illegal logging, illegal logging yang kita terus berkoordinasi dengan kehutanan. APP harus bersama-sama, enggak bisa sendiri kalau memberantas illegal logging," ujar Direktur Sustainability and Stakeholder Engagement APP Sinar Mas Elim Sritaba di Kabupaten Siak, Riau, Selasa (3/9/2019).

Elim mengatakan, upaya pemberantasan illegal logging telah diparalelkan dengan program perseroan, yang mana memberikan alternatif untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar hutan.

"Kita memberi alternatif, memberikan shift funding untuk mereka bisa mulai melakukan agroforestry di tanah yang mereka miliki, ataupun bagian dari tanaman kehidupan di dalam konsesi," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.