Sukses

Agustus 2019, Inflasi DKI Jakarta Turun di 0,17 Persen

Bank Indonesia mencatat inflasi DKI Jakarta Agustus 2019 kembali menurun jika dibandingkan bulan sebelumnya

Liputan6.com, Jakarta Penurunan tekanan inflasi di DKI Jakarta kembali berlanjut pada bulan Agustus 2019. Inflasi IHK pada bulan Agustus 2019 tercatat sebesar 0,17 persen (mtm), kembali menurun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 0,25 persen (mtm) pada Juli.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo menjelaskan lebih rendahnya tekanan inflasi dibandingkan bulan sebelumnya didorong oleh penurunan inflasi pada kelompok pengeluaran Bahan Makanan dan kelompok pengeluaran Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga, serta deflasi yang masih berlanjut pada kelompok pengeluaran Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan.

"Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan inflasi adalah kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau, Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar, Sandang, dan Kesehatan," kata dia dalam keterangannya, Selasa (3/9/2019).

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK tahun kalendar sampai dengan Agustus 2019 tercatat sebesar 2,55 persen (ytd), atau secara tahunan sebesar 3,62 persen (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 3,48 persen (yoy).

"Inflasi tersebut masih terkendali sehingga pada akhir tahun 2019, tingkat inflasi Jakarta diprakirakan tetap mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1 persen," tambahnya.

Penurunan tekanan inflasi bulan Agustus 2019 disumbang oleh berkurangnya tekanan inflasi pada kelompok Bahan Makanan. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,38 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan Juli 2019 yang sebesar 0,86 persen (mtm).

Lebih rendahnya inflasi kelompok ini disumbang oleh deflasi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, seperti pada komoditas beras dan bihun.

Selain itu, tingkat inflasi pada subkelompok bumbu-bumbuan juga mengalami perlambatan. Namun demikian, tingkat inflasi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami kenaikan yaitu mencapai 2,9 persen (mtm), yang bersumber dari inflasi komoditas daging ayam ras yaitu sebesar 5,11 persen (mtm).

"Hal ini terutama disebabkan oleh berkurangnya pasokan anak ayam ras pedaging atau day old chick (DOC)," jelas Hamid.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kelompok Transportasi

Deflasi pada kelompok pengeluaran Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan terus berlanjut sehingga turut berkontribusi pada rendahnya inflasi. Kelompok ini pada bulan Agustus 2019 kembali mengalami deflasi, yaitu sebesar -0,50 persen (mtm), lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya yang tercatat -0,27 persen (mtm).

Berlanjutnya deflasi pada kelompok Transpor disebabkan oleh deflasi pada komoditas-komoditas transportasi umum, antara lain pada tarip angkutan udara sejalan dengan kebijakan penurunan tarip batas atas (TBA) tiket pesawat oleh Pemerintah.

Namun demikian, tekanan inflasi pada kelompok pengeluaran Sandang mengalami peningkatan pada bulan Agustus 2019. Inflasi kelompok Sandang meningkat dari 0,44 persen (mtm) pada Juli 2019 menjadi 1,20 persen (mtm) di bulan Agustus. Hal tersebut disebabkan oleh inflasi komoditas emas perhiasan sejalan dengan meningkatnya harga emas di pasar global.

Inflasi pada komoditas emas perhiasan pada Agustus 2019 tercatat sebesar 4,02 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan Juli 2019 sebesar 1,24 persen (mtm). Emas menjadi penyumbang terbesar inflasi Agustus yakni mencapai 0,09% dari inflasi IHK sebesar 0,17 persen (mtm).

Memerhatikan berbagai perkembangan harga di pasar serta bauran kebijakan pemerintah, inflasi pada September 2019 dan keseluruhan tahun diprakirakan tetap terkendali.

 

3 dari 3 halaman

Penguatan Korodinasi

Tingkat permintaan masyarakat diprakirakan tidak akan mengalami peningkatan signifikan, sejalan dengan tidak adanya momen tertentu yang signifikan dapat mendorong konsumsi. Mulai normalnya pasokan beberapa bahan pokok utama juga berkontribusi terhadap stabilitas inflasi.

Faktor-faktor tersebut diprakirakan dapat menyebabkan tekanan inflasi cenderung lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat melalui TPID, dan forum-forum yang ada akan terus ditingkatkan.

Hal tersebut perlu dilakukan mengingat pengendalian harga memerlukan kerjasama dan sinkronisasi langkah kebijakan dari tingkat pusat hingga daerah, serta komitmen yang kuat dalam implementasi kebijakan yang telah diputuskan. Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan inflasi DKI Jakarta tahun 2019 dapat tetap terjaga dan mendukung capaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.