Sukses

Timor Leste Resmikan Jembatan Bernama BJ Habibie

Nama BJ Habibie diabadikan menjadi nama jembatan di Timor Leste

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Utusan Khusus Presiden RI untuk menghadiri Peringatan ke-20 Hari Pelaksanaan Jajak Pendapat di Dili, Timor Leste.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Basuki pada 29 Agustus 2019 menghadiri peresmian Jembatan B.J. Habibie di Desa Bidau Sant'ana, Dili.

Jembatan yang memiliki panjang 540 meter, lebar 8 meter, dan 2 jalur ini dibangun oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Timor Leste dengan anggaran USD 3,9 juta.

Dia menyampaikan, B.J. Habibie yang juga mantan Presiden RI ini merupakan sosok negarawan yang dicintai baik oleh rakyat Indonesia maupun Timor Leste.

"Saya ditugasi Presiden Joko Widodo untuk mewakili Indonesia memenuhi undangan Presiden Timor Leste menghadiri 20 tahun Jajak Pendapat Timor Leste. Terkait peresmian jembatan di Dili dengan nama B.J. Habibie, ini merupakan kehormatan bagi Pemerintah Indonesia dan khususnya Bapak B.J. Habibie," kata Menteri Basuki dalam sebuah keterangan resmi, Jumat (30/8/2019).

Meneruskan pesan dari Jokowi, Menteri PUPR mengatakan agar Indonesia dan Timor Leste dapat terus meningkatkan kerja sama ekonomi pada kawasan perbatasan, seperti di Motaain, Motamasin, dan Wini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bentuk Kerja Sama

Adapun bentuk kerja sama Indonesia-Timor Leste yang telah terbangun antara lain berupa pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Timor Leste.

Sejumlah pelatihan dilaksanakan oleh Kementerian PUPR dengan Pemerintah Timor Leste, diantaranya pelatihan rehabilitasi dan rekonstruksi konstruksi jalan, program dan budgeting, serta pelatihan tenaga teknik operasional untuk operator buldozer dan alat-alat berat.

Sejak 2010, sejumlah proyek infrastruktur di negara tersebut dibangun dengan melibatkan perusahan konstruksi Indonesia, baik berstatus BUMN maupun swasta nasional. Antara lain pembangunan jaringan irigasi Raibere, Jembatan Soebada, Jalan Tibar-Gleno, Comoro Powerplant, Gedung Perdana Menteri, Bandara Oecusse, dan ETO Tower.

3 dari 3 halaman

Kementerian PUPR Bangun Kembali Jembatan Kuning Palu

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun kembali Jembatan Kuning atau Jembatan Palu IV, Sulawesi Tengah.

Jembatan yang menjadi ikon kota Palu sebelumnya dibangun tahun 2006 oleh Pemerintah Kota Palu, hancur pada saat terjadi bencana gempa dan tsunami pada September 2018 lalu.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan kembali Jembatan Kuning yang membentang di atas Teluk Talise diharapkan akan meningkatkan konektivitas jalan nasional dan membantu percepatan pemulihan Kota Palu.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan, rekonstruksi Jembatan Palu IV mendapatkan bantuan dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) yakni berupa dana hibah senilai 2,5 miliar Yen atau sekitar Rp 325 miliar.

Sugiyartanto menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Jepang yang telah membantu dalam rehabilitasi dan rekonstruksi di Sulawesi Tengah.

“Bencana gempa dan tsunami telah mengakibatkan hancurnya sejumlah fasilitas dan infrastruktur publik, termasuk jembatan Kuning. Untuk itu, rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur di Palu, Sigi, Donggala dan sekitarnya sangat krusial untuk memulihkan keadaan,” ujarnya Sabtu (22/6/2019).

Kepala BPJN XIV Palu Sulawesi Tengah A. Satriyo Utomo mengatakan, saat ini rekonstruksi Jembatan Palu IV masih dalam tahapan persiapan lelang dan finalisasi desain jembatan.

“Panjang bentangnya direncanakan 250 meter, namun kita masih mendiskusikan apakah tipe jembatan cable stayed atau suspension bridge. Untuk lokasi, direncanakan tidak jauh dari lokasi Jembatan Palu IV sebelumnya,” kata Satriyo.

Satriyo berharap dengan kembali dibangunnya jembatan tersebut akan turut menjadi simbol kebangkitan dan optimisme masyarakat Palu pasca bencana. Ditargetkan paling lambat rekonstruksi Jembatan Palu IV dapat diselesaikan pada tahun 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.