Sukses

Bus Listrik Transjakarta Sudah Angkut 14 Ribu Penumpang

Transjakarta tengah melakukan uji coba bus listrik di salah satu trayeknya.

Liputan6.com, Jakarta PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang selama masa uji coba pengoprasian bus listrik mencapai ratusan ribu orang. Jumlah tersebut menjadi catatan rekor selama masa uji coba yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu.

"Antusiasmen masyarakat besar hampir 14 ribu orang menaiki bus listrik," kata Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Agung mengatakan selama masa uji coba yang dilakukan di beberapa kawasan wisata seperti Monumen Nasional (Monas), Ancol, dan Taman Mini banyak masyarakat yang begitu antusias. Melihat antusias tersebut pihaknya pun berkeinginan untuk mengorpasikan di beberapa ruas rute.

Namun, Agung mengakui ada beberapa pertimbangan yang mengharuskan bus listrik pabrikan China belum beroprasi secara masal. Sebab, Peraturan Presiden (Perpres) tentang kendaraan mobil listrik saja tak cukup tanpa didukung izin dari pemerintah.

"Kami mohon dukungan (dari pemerintah)," katanya.

Sebagai informasi saja, saat ini Transjkarta sudah memiliki tiga bus listrik berbasis baterai dengan luas dimensi 2.550 milimeter atau lima senti lebih besar ketimbang bus konvensional. Satu bus hasil produksi PT Mobil Anak Bangsa dan dua bus hasil produksi BYD Auto asal China

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bus Listrik Bakal Mengaspal di 5 Kota pada 2021

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi menyebutkan bahwa Kemenhub akan mengkaji penggunaan bus listrik sebagai kendaraan umum. Hal itu diproyeksikan akan terealisasi pada 2021 mendatang.

Saat ini, dia meenyebutkan pihaknya akan fokus melakukan uji coba terhadap semua jenis kendaraan listrik. Termasuk sepeda motor.

"Yang pertama, tugas saya untuk lakukan uji tipe semua kendaraan baik mobil maupun motor listrik," kata dia, saat melakukan uji coba bus listrik, di Jakarta, Rabu (28/8/2019).

Kemudian, kajian penggunaan bus listrik sebagai kendaraan umum baru akan dilakukan di tahun 2020. Bus tersebut nantinya akan digunakan di 5 kota besar yang menerapkan skema Buy The Service Bus Rapid Transit (BRT).

"Mungkin di tahun 2021 tapi tentunya saya akan lakukan kajian skema apa yang tepat," ujarnya.

Adapun 5 kota besar yang akan menggunakan bus listrik tersebut adalah Palembang, Solo, Medan, Surbaya, dan Denpasar.

"Kemungkinan program buy the service kita akan kerja sama dengan operator, siapa operatornya itu dengan menggunakan kendaraan listrik seperti ini," tutupnya.

3 dari 3 halaman

Kualitas Udara Jakarta Buruk, Anies: Kami Mulai Gunakan Bus Listrik

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana melakukan beberapa tahapan untuk memperbaiki kualitas udara di Ibu Kota. Salah satunya yakni penggunaan bahan-bahan energi yang tidak merusak lingkungan.

"Kalau terkait pembangkit listrik itu bukan wilayah kita. Kalau terkait kendaraan bermotor kita akan lakukan, bahkan sekarang kita sudah mulai lakukan menggunakan bus listrik," kata Anies di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2019).

Anies menyebut sebanyak 17 juta kendaraan bermotor setiap hari hilir mudik di Jakarta.

"Maka bisa dibayangkan kualitas udara yang dihasilkan akibat dari residu polutan itu," ucapnya.

Sebelumnya, libur panjang Idul Fitri 1440 Hijriah berakhir pada Minggu, 9 Juni 2019. Jutaan kendaraan diperkirakan akan kembali memadati Ibu Kota usai mudik dari kampung halaman. Namun, hal tersebut justru bukan yang menjadi permasalahan inti dari buruknya kualitas udara yang ada di Jakarta.

Menurut Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Nur Hidayati, pihaknya telah melakukan pengecekan kualitas udara saat H-1 perayaan Idul Fitri 2019.

Rupanya, penyebab utama buruknya kualitas udara bukan hanya dari gas timbal dari padatnya kendaraan bermotor. Menurutnya perlu dilakukan penelitian apa yang menjadi sebab buruknya kualitas udara di Jakarta.

"Satu hari sebelum Lebaran kalau enggak salah kita menduduki peringkat pertama pada pagi hari ya. Kota yang paling terpolusi di dunia, dari indeks standar kualitas udara," kata wanita yang akrab disapa Yaya saat dihubungi, Minggu, 9 Juni 2019.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.