Sukses

Top 3: Maksimalkan Irigasi Saat Musim Kemarau

Berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Sabtu (24/8/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Ketersediaan irigasi yang baik mampu membantuk para petani untuk terus mengolah sawahnya dan memproduksi komoditas pangan. Hal ini yang dilakukan oleh para petani di Lampung Timur.

Ratusan hektare lahan untuk penanaman padi sawah di wilayah tersebut diakuinya mengandalkan air irigasi. Saat masa tanam gadu, meski sebagian wilayah kekurangan air, Basir memastikan sebagian petani mulai tahap pengolahan lahan.

Usai pengolahan lahan (labuh) sebagian petani menebar benih (ngurid) bahkan sebagian mulai menanam padi (tandur). Masa tanam musim gadu yang dilakukan petani dengan adanya pasokan air lancar sebagian memakai padi varietas IR64 yang tahan kekeringan.

Artikel mengenai pemanfaatan irigasi saat musim kemarau ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada artikel lain yang layak untuk disimak.

Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Sabtu (24/8/2019):

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Petani Lamtim Maksimalkan Irigasi Saat Musim Kemarau

Irigasi lancar dengan pasokan air cukup untuk lahan pertanian dimanfaatkan petani Lampung Timur (Lamtim) menggarap lahan sawah saat musim kemarau.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, rehabilitasi saluran irigasi dikebut tujuannya salah satunya menghadapi musim kemarau.

"Namun petani harus mengelola airnya dengan bijak secara bergilir. Bila perlu dibentuk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)," kata Sarwo Edhy, Rabu (21/8).

 

Baca artikel selengkapnya di sini

3 dari 4 halaman

2. Penurunan Bunga BI Diprediksi Belum Sanggup Dongkrak IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan terkonsolidasi untuk perdagangan saham Jumat (23/8/2019).

Sejumlah analis menilai, meski Bank Indonesia (BI) telah kembali memangkas suku bunga acuanya menjadi 5,50 persen, gerak indeks belum akan terdongkrak ke teritori positif.

Penyebabnya, pergerakan indeks masih didominasi dari sentimen eksternal, mulai dari ketidakpastian dagang Amerika Serikat (AS)-China hingga isu resesi yang akan menimpa Amerika Serikat.

 

Baca artikel selengkapnya di sini

4 dari 4 halaman

3. Menanti Pelonggaran Moneter The Fed, Harga Emas Kembali Turun

Harga Emas turun ke level yang lebih rendah pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta). Hal ini menyusul komentar dari pejabat Bank Sentral Amerika Serika (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang menurunkan kemungkinan pelonggaran moneter tambahan.

Sementara para investor masih menunggu kejelasan lebih lanjut dari kepala bank sentral di simposium Jackson Hole.

Dikutip dari CNBC, Jumat (23/8/2019)), harga emas di pasar spot turun 0,18 persen pada USD 1,499.5 per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak 13 Agustus di USD 1,491.50.

 

Baca artikel selengkapnya di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.