Sukses

Raih Omzet Rp 300 Juta Sebulan, Ini Rahasia Sukses Gudeg Penjompongan

Ingin tahu seperti apa rahasia sukses Generasi Ketiga Gudeg Penjompongan? Yuk simak ulasannya

Liputan6.com, Jakarta Keberlanjutan bisnis dari masa ke masa, tentu mengalami perpindahan generasi ke generasi. Hal ini pula yang terjadi pada Gudeg Penjompongan.

Bisnis makanan khas yang identik dengan rasa manisnya ini semakin melejit saat berada di bawah pengawasan generasi ketiganya, yaitu Ayuning Tri Astari.

Ingin tahu seperti apa rahasia bisnis suksesnya di bidang kuliner? Yuk simak ulasan dari Swara Tunaiku berikut!

1. Dimulai dari Warung Makanan Kecil Produk Sendiri

Kesuksesan bisnis kuliner Gudeg Penjompongan pasti membuatmu berdecak kagum. Banyak sudah yang penasaran dengan kemampuan pengelolanya sampai menghasilkan omset Rp 300 juta setiap bulannya.

Tyas, sapaan akrab dari generasi ketiga pewaris bisnis Gudeg Penjompongan, mengaku sangat respect terhadap bisnis keluarganya ini. Segala upaya akan dilakukannya.

Tyas juga menceritakan bagaimana perjuangan generasi pertama yang tak lain adalah kakek neneknya, dalam merintis bisnis gudeg.

Awalnya, bisnis ini dimulai dari kapasitas kecil yaitu berupa warung makan sederhana dan belum mempunyai karyawan. Seiring berjalannya waktu, warung makan ini semakin dikenal dan akhirnya mempunyai beberapa karyawan.

2. Modernisasi Bisnis

Bisnis gudeg yang berdiri sejak tahun 1964 ini kemudian mengalami modernisasi oleh generasi ketiganya. Usaha keluarga ini semakin dikenal dan meningkat omsetnya.

Gudeg Penjompongan mempunyai konsep yang berbeda dan lebih modern dibandingkan sebelumnya ataupun ketika pada masa awal dahulu. Tempatnya semakin modern dan membuka cabang di berbagai tempat.

Semua itu berkat pengelolaan Tyas yang konsen dalam mengembangkan bisnis keluarganya ini. Modernisasi di berbagai sektor adalah poin pertama yang dilakukannya.

Ia mencari supplier untuk memasok berbagai bahan baku yang diperlukan untuk membuat gudeg, nasi, beserta lauk pauknya.

Untuk kepentingan transaksi, Tyas juga memberikan petugas kasir agar memudahkan pembayaran.

Bergabungnya Tyas dalam bisnis kuliner milik keluarganya ini berkembang pesat dalam satu tahun terakhir. Kini, Gudeg Penjompongan makin sukses sampai mempunyai 30 karyawan dan pemekaran sebanyak dua cabang. Keduanya berada di Food Colony Pasar Festival dan Bellagio yang ada di Mall Kuningan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3. Merambah GoFood dan GrabFood

Bukan sekadar gudeg biasa, Gudeg Penjompongan ini hadir sebagai gudeg lezat dan lengkap dengan aneka lauk pauknya yang menggoyang lidah.

Berkat cita rasanya yang lezat sampai bikin nagih ini, lebih mudah bagi pemiliknya untuk memasarkan gudeg potensial ini. Pelayanan ke konsumen juga lebih lengkap sejak bermitra dengan Gojek dan Grab.

Kerja sama dengan kedua layanan pesan antar makanan tersebut semakin meningkatkan kualitas layanan dan tentu saja omset penjualan. Bahkan, layanan GoFood dan GrabFood ini menyumbang sejumlah 30 persen dari keseluruhan laba yang diperoleh Gudeg Penjompongan.

4. Tidak akan Pernah Membuka Franchise

Ibu Tyas, sebagai generasi kedua yang menjabat Direktur dan Komisaris Gudeg Penjompongan, mengatakan bahwa perkembangan zaman silakan diikuti, tetapi jangan soal rasa. Itulah yang dipertahankan di Gudeg Penjompongan karena mengutamakan kualitas produk. Lidah memang tidak bisa bohong, karenanya perihal rasa harus dipertahankan karena menjadi tolok ukur pertama.

Perkara rasa tersebut juga yang membuat pengelola Gudeg Penjompongan tidak bersedia membuka franchise. Bisnis sistem waralaba tidak dikehendaki pengelola karena ingin mempertahankan kualitas rasa gudeg yang dibuat secara tradisional menggunakan tungku. Jika membuka waralaba, kebanyakan pasti menggunakan kompor dan hal itu mengubah cita rasanya.

3 dari 3 halaman

5. Aktif Mengikuti Bazar atau Event Lain

Kekhasan pengelolaan bisnis Gudeg Penjompongan ini juga mengundang perhatian. Bagaimana tidak, akun Instagram bisnis Gudeg ini memang tidak ada.

Tyas selaku pengelola lebih mengandalkan promosi dengan mengenalkan produknya langsung kepada masyarakat. Hal ini karena terdapat keunikan dari sajian dan cita rasa gudeg yang lebih mengena jika dicicipi langsung.

Untuk itu, Tyas lebih banyak mengikuti bazar atau event lainnya yang pas dalam mempromosikan gudeg lezat milik keluarganya.

Banyak acara kuliner di mal yang sudah diikuti oleh Gudeg Penjompongan. Karenanya, sudah banyak review tentang resto kuliner tradisional yang satu ini.

Itulah pengelolaan bisnis yang dijalankan Tyas. Dirinya mengaku senang menjalankan bisnis kuliner dari keluarganya ini.

Ia meyakini bahwa bisnis kuliner khas ini sangat potensial ke depannya. Itulah yang mendorong niat dan semangatnya dalam mengembangkan bisnis Gudeg Penjompongan hingga melesat sampai kini. Intinya, pandailah memanfaatkan peluang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.