Sukses

Jepang Belum Sepakati Nilai Investasi Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya masih dalam proses studi kelayakan atau Feasibility Study (FS).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) belum menyepakati nilai investasi untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Secara perhitungan awal, Budi membeberkan, jumlah investasi pada proyek ini hanya membutuhkan dana Rp 60 triliun. Namun nominal tersebut ternyata tidak masuk dalam perhitungan JICA.

"Kita maunya Rp 60 triliun, tapi kelihatannya mereka agak bergerak. Jadi secara jumlah itu antara Rp 60 triliun sampai Rp 90 triliun," ujar dia di Jakarta, seperti dikutip Sabtu (17/8/2019).

Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya masih dalam proses studi kelayakan atau Feasibility Study (FS). Adapun kesepakatan untuk meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tertunda lantaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono selaku pihak berwenang saat ini tengah menunaikan ibadah haji.

"Ya setelah ini kita akan bicara dengan JICA. Mestinya tanggal 20 (Agustus) kita akan MoU. Nunggu Pak Basuki, dia masih pergi haji," ungkap dia.

Budi sempat merencanakan, tahapan awal proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan proses pembukaan jalur dapat dimulai pada 2020 mendatang.

Adapun secara target, ia memproyeksikan pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabayabisa dilaksanakan paling lambat selama 3 tahun dan rampung pada 2023. "Ini (proses pengerjaan) sekitar 2-3 tahun. (Selesai paling telat 2023?) Iya," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Rampung di 2023

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan, proses pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dapat selesai paling lambat selama 3 tahun, atau rampung pada 2023.

Adapun tahapan awal proyek dengan pembukaan jalur sendiri direncanakan dimulai pada 2020 mendatang. Sementara untuk saat ini baru memasuki proses studi kelayakan atau Feasibility Study (FS).

"Lagi FS. Jadi FS kita akan selesaikan sampai pertengahan tahun depan. Pertengahan tahun depan baru akan mulai dibangun," jelas Menhub Budi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Sabtu 10 Agustus 2019. 

Dia juga mengatakan, proses penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) baru akan dilaksanakan selepas hari raya kemerdekaan nanti pada 17 Agustus 2019.

"Kita akan MoU nanti mungkin tanggal 22-23 Agustus ini," ujar dia.

Sebagai informasi, kecepatan rata-rata kereta cepat Jakarta-Surabaya diperkirakan sekitar 140-145 km per jam. Adapun kecepatan maksimum yang bisa ditempuh yakni hingga 160 km per jam.

Dengan demikian, waktu tempuh Jakarta-Surabaya bisa dipangkas sampai menjadi 6,5 jam. Rencananya, kereta ini dalam sehari akan melakukan perjalanan pulang-pergi dari Ibu Kota ke Kota Pahlawan sebanyak dua kali.

Lebih lanjut, Menhub Budi memproyeksikan, pengerjaan kereta cepat Jakarta-Surabaya bisa selesai paling lambat pada 2023 mendatang. "Ini (proses pengerjaan) sekitar 2-3 tahun. (Paling telat 2023?) Iya," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.