Sukses

Anggaran Infrastruktur Naik jadi Rp 419,2 Triliun di 2020

Pada 2020, pemerintah menargetkan pembangunan jalan hingga 837 kilometer (Km).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa jumlah anggaran pembangunan infrastruktur dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 mencapai Rp 419,2 triliun. Angka tersebut naik 4,9 persen dari alokasi anggaran infrastruktur 2019 sebesar Rp 399,7 triliiun.

"Untuk infrastruktur tahun depan, yang naik tajam adalah jalan. Tahun 2020 targetnya naik dua kali lipat," kata Sri Mulyani, dalam Konferensi Pers RAPBN 2020 di Jakarta, Jumat (16/8).

Menteri Sri Mulyani merincikan pada 2020 pembangunan jalan ditargetkan hingga 837 kilometer (Km), naik lebih dari dua kali lipat dari pembangunan jalan 2019 yang hanya sepanjang 406 Km.

Selain menambah pembangunan jalan, pembangunan jembatan juga masih dilakukan. Tahun ini pemerintah merencakan pembangunan jembatan dengan total panjang 6,9 kilometer.

"Akselerasi pembangunan infrastruktur sebagai pendukung transformasi industrialisasi dalam merespons revolusi industri keempat," kata dia.

Bendahara negara itu menambahkan, guna melengkapi akses transportasi jalur darat pemerintah juga akan melanjutkan pembangunan jalur kereta api dengan total panjang 238,8 Km.

Pembangunan jalur kereta api itu tercatat lebih kecil dibanding pembangunan jalur kereta api yang tahun 2019 ditargetkan sepanjang 269,45 Km.

Adapun infrastruktur lain yang akan dibangun yakni tiga bandara baru, 49 bendungan, serta 5.224 unit rusun dan 2.000 rumah khusus untuk masyarakat berpendapatan rendah

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pembangunan Infrastruktur Mampu Tingkatkan Ekonomi Daerah

Pembangunan infrastruktur di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai tepat karena terbukti berhasil mendorong perekonomian daerah. Namun, pemerintah daerah didorong untuk terus berinovasi agar dapat makin mengoptimalkan potensi daerah masing-masing terutama di sektor pariwisata dan ekonomi pedesaan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi I Kepala Staff Kepresidenan Bidang Pengendalian Pembangunan Program Prioritas, Darmawan Prasojo dalam diskusi IndoSterling Forum bertajuk Mengukur Infrastruktur: Sejauh Mana Pembangunan Infrastruktur Menstimulasi Pembangunan Ekonomi di Daerah.   

Darmawan menyebutkan, proyek infrastruktur bukan hanya mengurangi waktu tempuh perjalanan ataupun mempercepat jalur logistik, tapi lebih jauh lagi mendorong dan menggerakkan ekonomi kerakyatan.

"Dulu Jakarta-Cirebon ditempuh dengan waktu 10-12 jam , sekarang hanya 3,5 - 4 jam saja. Kehadiran Infrastruktur ini mendorong berkembangnya ekonomi daerah," ujar dia di Jakarta, Rabu (7/8/2019).

Kehadiran Infrastruktur iuga mendorong industri pariwisata dan bisnis lokal. Dia mencontohkan, jumlah pedagang kuliner Cirebon meningkat setelah adanya Tol Cipali.

"Pembangunan infrastruktur mendorong pariwisata dan mampu menggerakkan ekonomi rakyat di daerah," lanjutnya.

Darmawan menyebutkan visi pembangunan infrastruktur Presiden Jokowi sangat sederhana namun dengan kesederhanaanya itu menghilangkan hambatan dalam pelaksanaanya.

"Kita melihat bahwa pembangunan infrastruktur di seluruh pulau-pulau di Republik ini telah berbuah manis, berhasil menggerakkan perekonomian rakyat. Pembangunan infrastruktur tanpa adanya interaksi dan koordinasi pemerintah daerah, investor dan komponen masyarakat tidak akan terwujud," ungkap dia.

3 dari 3 halaman

Capaian Dana Desa

Direktur Jenderal Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemedesa PDTT, Taufik Madjid mengungkapkan, saat ini telah terjadi perubahan paradigma pembangunan desa di mana desa sebagai subyek utama pembangunan. Pertama, pemberian kewenangan berdasarkan azas rekognisi dan subsidiaritas yang berarti pengakuan dan penghormatan terhadap keberadaan (eksistensi desa). Sedangkan subsidiaritas berarti penggunaan kewenangan staf lokal.

Kedua, lanjut dia, kedudukan desa sebagai pemerintah berbasis masyarakat, yaitu campuran dari komunitas yang mengatur dirinya sendiri (self governing community) dan pemerintah lokal (local self goverment). Untuk mewujudkan hal itu, kata Taufik, dilaksanakan kebijakan dana desa yang dari sisi pembangunan infrastruktur, sejak tahun 2015 sampai 2018, penyalurannya tiap tahun meningkat.

"Yang berlanjut pada program prioritas penggunaan desa, realisasi belanja dana desa, serta capaian output dana desa yang makin lama kian baik hasilnya. Dana desa telah meningkatkan akses transportasi. Program pembangunan desa juga telah meningkatkan pelaksanaan padat karya tunai desa melalui dana desa, perkembangan jumlah badan usah milik desa (BUMDesa),"kata dia.

Menurut Taufik, hingga saat ini telah terbangun sepanjang 191.600 km jalan, 1.140 ribu jembatan, dan 5.371 unit dermaga. Selain itu, salah satu indikator dalam pembangunan desa adalah tingkat kepemilikan aset masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi daerah. 

"Apa yang telah dicapai dari program Dana Desa adalah telah menunjang aktivitas ekonomi masyarakat serta telah meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Selain sumberdaya manusia, keberhasilan peningkatan ekonomi desa dapat dilihat dari aset yang dimiliki desa, dan seberapa besar partisipasi masyarakat didalamnya," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.