Sukses

Dulu Dianggap Sampah, Kini Daun Jagung Indonesia Akan Diekspor

Daun jagung kini punya nilai ekspor bagi petani.

Liputan6.com, Jakarta - Jangan kira jagung hanya bermanfaat pada bijinya saja, daunnya pun bisa menghasilkan uang. Terkini, Masyarakat Agribisnis dan Agroindusri (MAI) Indonesia sudah menemukan pasar untuk ekspor daun jagung kering, yakni Jepang.

"Selama ini daun jagung bagi petani di Indonesia tidak ada harganya, dibakar malahan. Nah, kita mencari terobosan, ternyata Jepang membutuhkan daun jagung itu untuk penutup tanah pada saat musim dingin," ujar Sekjen MAI Maxdeyul Sola kepada Liputan6.com seperti ditulis Rabu (14/8/2019).

Pada tahap awal ini, MAI menyebut Jepang meminta 1.000 ton daun jagung dengan harga USD 100 per metrik ton. Total hasil ekspor pun ditaksir mencapai USD 100 ribu atau Rp 1,4 miliar (USD 1 = Rp 14.280).

"Itu pendapatan tambahan bagi petani. Daun jagung yang selama ini dia bakar, dia enggak nyangka itu ada duit," ujar Maxdeyul.

Ia menyebut sedang ada konsolidasi untuk mengumpulkan 1.000 ton daung jagung tersebut. Daerah yang ditarget adalah Sumbawa dan Bima di Nusa Tenggara Barat, dan juga Nusa Tenggara Timur. Selain daun jagung, bagian tongkol jagung juga sudah menemukan pasar di Korea Selatan. Maxdeyul pun menekankan bahwa banyak bagian jagung yang bisa menggairahkan bisnis pertanian.

"Jadi artinya di dalam jagung itu jangan kita hanya berpikir biji jagungnya, tetapi daunnya bisa jadi uang, tongkolnya bisa jadi uang, jadi ini pendapatan bagi masyarakat," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dorong Ekspor Jagung, Kementan Salurkan Alsintan ke Petani

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong program pengembangan pertanian modern. Salah satunya dengan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan), mulai dari pengolahan sampai dengan tahap panen dan pascapanen.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, untuk para petani jagung, pihaknya mendistribusikan bantuan alat tanam jagung corn planterdorong dan corn planter implement. Pada 2018, bantuan kedua alat itu mencapai 10.437 unit atau senilai Rp 38,4 miliar.

Dia mengungkapkan produksi jagung harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan akselerasi ekspor. Dengan bantuan Alsintan yang ada, Edhy juga berharap petani lebih giat dan bersemangat dalam bercocok tanam. 

"Saya mengharapkan petani semangat melakukan usaha tani dengan memproduksi pangan lokal, serta mencintai produk dalam negeri. Apalagi kami mengemban visi dan misi sebagai institusi pendukung Direktorat Jenderal Komoditas, khusus jagung," ungkap dia dalam keterangan di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Menurut dia, produksi jagung di seluruh Indonesia yang mulai meningkat, khususunya di Kabupaten Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan.

“Pemerintah juga akan meningkatkan bantuan," kata dia.

Bantuan Alsintan dari pemerintah salah satunya disalurkan kepada petani jagung di Lamongan, Jawa Timur. Nuril Huda, petani jagung asal Lamongan mengatakan, bantuan Alsintan yang didapatkan setahun lalu mulai terasa manfaatnya. Menurutnya, memanfaatkan alat mesin pertanian berpengaruh pada peningkatan jumlah produksi hingga dua kali lipat.

"Misalnya bantuan mesin pengolahan rotary dryer sebagai alat pengering di saat jagung dalam keadaan basah. Buat kami itu sangat membantu sekali karena permintaan peternak tidak mungkin bisa ditunda," kata Nuril.

3 dari 3 halaman

Terbantu dengan Mesin Traktor

Selain rotary, lanjut dia, para petani yang sebagian besar bermukim di Desa Bulungrengseih, Kecamatan Laren ini juga merasa terbantu dengan mesin traktor yang bisa mengolah tanah lebih cepat. Kondisi ini memudahkan petani untuk bercocok tanam, sekaligus memanen hasil.

"Kalau alsintan terus terang tidak ada masalah. Buat kami (para petani), bantuan tersebut sangat bermanfaat karena mampu berproduksi lebih cepat. Tentu semua bantuan ini harus kita apresiasi," katanya.

Namun begitu Nuril menyimpan sedikit harapan. Dia berharap pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan bantuan bibit dan benih unggul.

"Pertama kita harapkan pemerintah turun langsung menanggulangi hama tikus yang bisa menyebabkan menyusutnya produksi. Kedua kita berharap pemerintah memberi bantuan benih unggul seperti sumo, ISI 18, ISI 2 dan prodak nsional termasuk SA, Sampurna dan Bima. Sebab benih yang ada saat ini kurang maksimal," tutup dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.