Sukses

Saling Balas AS-China Bikin Rupiah Melemah hingga 14.222 per Dolar AS

Menjelang siang, rupiah terus tertekan ke level 14.222 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di awal pekan ini.  Pasar global terkoreksi karena khawatir akan dampak perang dagang antara AS dan China yang kembali memanas.

Mengutip Bloomberg, Senin (12/8/2019), rupiah dibuka di angka 14.205 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.194 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus tertekan ke level 14.222 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.205 per dolar AS hingga 14.225 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,16 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.220 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.195 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah melemah di tengah aksi saling balas (retaliasi) perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, pasar global terkoreksi karena khawatir akan dampak perang dagang antara AS dan China yang kembali memanas.

"Tampaknya proses ‘retaliation' terus berlangsung. Bahkan Goldman Sachs memperkirakan tensi perang dagang AS-China ini menambah probabilitas ekonomi dunia menjadi resesi dan memperkirakan kesepakatan dagang belum akan selesai di tahun 2020 sebelum pemilihan presiden AS November 2020," ujar Lana.

Pada perdagangan Jumat kemarin, pasar global utama kompak turun dengan tensi perang dagang antara AS-China yang semakin tegang. Pemerintah AS menahan ijin perusahaan AS yang bekerjasama dengan perusahaan teknologi terbesar China Huawei sebagai balasan atas keputusan Beijing untuk memutus sementara pembelian produk pertanian AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Domestik

Dari domestik, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II tercatat defisit sebesar USD 1,98 miliar. Defisit tersebut karena surplus neraca modal dan finansial sebesar USD 7,05 miliar tidak cukup untuk menutup defisit transaksi berjalan (CAD) yang sebesar USD 8,44 miliar.

"Sesuai siklus, ada potensi pada triwulan selanjutnya CAD akan meningkat," ujar Lana.

Lana memperkirakan rupiah hari ini akan menguat di kisaran 14.150 per dolar AS hingga 14.180 per dolar AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.