Sukses

Top 3: Rambu-Rambu Buat Para Lajang yang Ingin Beli Rumah

Berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Sabtu (10/8/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer setiap manusia. Tak heran, memiliki rumah sendiri menjadi keinginan tersendiri setiap orang, baik yang telah menikah ataupun yang masih lajang.

Keperluan untuk membeli rumah sendiri tidak hanya diperuntukkan yang telah menikah. Saat ini, makin banyak kaum lajang yang tertarik untuk membeli rumah, entah untuk langsung ditempati, sebagai investasi properti maupun keperluan ketika telah menikah kelak.

Artikel mengenai rambu-rambu buat para lajang yang berencana membeli rumah menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layan untuk dibaca.

Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Sabtu (10/8/2019):

1. Para Lajang, Perhatikan Ini Bila Ingin Beli Rumah

Membeli rumah sendiri tidak hanya diperuntukkan yang telah menikah. Saat ini, makin banyak kaum lajang yang tertarik untuk membeli rumah, entah untuk langsung ditempati, sebagai investasi properti maupun keperluan ketika telah menikah kelak.

Beli rumah butuh uang yang sangat banyak, mengingat saat ini harga rumah yang melambung tinggi. Mungkin, untuk yang telah menikah, membeli rumah dapat menggunakan tabungan rumah tangga yang berasal dari gaji suami dan gaji istri.

Namun, tidak demikian untuk kaum lajang yang masih memiliki pendapatan tunggal, tanpa adanya sumbangan tabungan dari pihak lain. Bagi Anda para single, perhatikan ini bila ingin beli rumah.

Baca selengkapnya di sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Survei: 30 Persen Anak Muda Bercita-Cita Jadi Youtuber

Sebuah survei dari Harris Polls dan Lego menemukan sepertiga anak-anak berusia 8 sampai 12 tahun memiliki cita-cita ingin berkarier sebagai vlogger atau YouTuber. Perkembangan teknologi pun membuat anak-anak lebih tertarik menekuni pekerjaan tersebut ketimbang bekerja sambilan.

Survei dilaksanakan di tiga negara: Amerika Serikat (AS), China, dan Britania Raya. Di antara tiga negara itu, anak-anak dari China lebih sedikit ingin menjadi vlogger atau YouTuber.

Dari 1.000 anak yang disurvei, ada 29 persen anak-anak AS ingin mendulang uang lewat vlogging. Anak-anak dari Britania Raya memberi jawaban serupa: 30 persen ingin menjadi YouTuber. Terakhir, hanya ada 18 persen anak kecil yang ingin memilih karier sebagai vlogger.

Baca selengkapnya di sini

 

3 dari 3 halaman

3. Tak Selalu Positif, Ini Dampak Buruknya jika Terlalu Baik

Menjadi orang baik tentu menjadi dambaan semua orang. Semua dari Anda pasti percaya bahwa menjadi orang baik akan memberikan dampak positif bagi kehidupan Anda.

Tapi, tahukah Anda bahwa menjadi orang yang terlalu baik justru membuat Anda didera kerugian. Kok bisa? Karena ada saja orang yang ingin mengambil manfaat dari kebaikan Anda.

Salah satu kerugian yang rentan Anda hadapi adalah menyoal dompet yang kering lebih awal. Dan, tentu ini akan membawa dampak bagi kehidupan Anda yang masih terus berjalan.

Baca selengkapnya di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.