Sukses

Produk Indonesia Harus Kompetitif di Tengah Tren Penurunan Suku Bunga

Enggartiasto juga menyoroti tren penurunan ekspor RI terhadap sejumlah mitra dagang Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan sejumlah negara di dunia telah menurunkan suku bunga acuan. Penurunan tersebut merespons ketidakpastian ekonomi global.

"Bagaimana kondisi dunia dan perang dagang. Tiga negara sudah turunkan suku bunga itu ada New Zealand, Thailand, dan India," tuturnya di Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Enggartiasto menjelaskan, dengan fenomena pemangkasan suku bunga serempak tersebut, tantangan Indonesia ialah membuat produk-produk domestik menjadi kompetitif dan unggul.

"Tantanganya apakah produk-produk kita bisa komeptitif atau tidak karena saat ini produk kita tidak kompetitif dari segi harga," ujarnya.

Selain itu, Enggartiasto juga menyoroti tren penurunan ekspor RI terhadap sejumlah mitra dagang Indonesia. Sebab itu, RI perlu menciptakan akses pasar dari situasi global yang kini dihadapi berbagai negara besar di dunia.

"Kita kejar ketinggalan dengan market access, karena kita sudah lost market dengan Turki dan India. Di sisi lain, kecenderungan beberapa negara sudah semakin kuat proteksionism," paparnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BI Buka Kemungkinan Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan

Bank Indonesia (BI) terus menerapkan kebijakan akomodatif guna menstimulus pertumbuhan ekonomi sekaligus menyesuaikan ketidakpastian ekonomi global yang terjadi saat ini.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI selaku bank sentral membuka ruang lebar untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya di tahun ini.

"Kami sudah memberikan forward guidance, kita masih ada ruang untuk kebijakan akomodatif. Baik itu dengan melonggarkan likuiditas ataupun penurunan suku bunga," tuturnya dalam ulang tahun Kemenko Bidang Perekonomian ke-54 di Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Perry melanjutkan, meski pada tahun lalu BI agak sulit menerapkan kebijakan moneter. Tahun ini pihaknya optimistis untuk menjaga stabilitas keuangan dalam negeri.

"Tahun lalu memang agak sulit BI manuver di kebijakan moneter. Tapi kedepan pertumbuhan ekonomi kita akan terus naik. Transformasi ekonomi dengan 3 kunci yaitu optimistis, policy mix, dan sinergi," paparnya.

"Kami sudak buktikan pelonggaran dengan penurunan suku bunga atau pun penurun Giro Wajib Minimum (GWM)," tambah dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.