Sukses

Dahlan Iskan: Pohon Sengon Rp 1 Triliun Harus Jadi Monumen PLN

Pembicaraan tentang pohon yang dianggap bikin PLN harus ganti rugi ke konsumen senilai Rp 1 triliun ini turut mengundang mantan Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, untuk berkomentar.

Liputan6.com, Jakarta - Insiden pemadaman listrik di seluruh wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten pada hari Minggu (4/8/2019) lalu masih menjadi perbincangan semua orang.

Apalagi, setelah beredar kabar biang kerok mati listrik disebabkan karena pohon sengon yang menyenggol SUTET (Saluran Utama Tegangan Ekstra Tinggi), meskipun kabar ini telah dibantah PLN.

Pembicaraan tentang pohon yang dianggap bikin PLN harus ganti rugi ke konsumen senilai Rp 1 triliun ini turut mengundang mantan Direktur Utama PLN tahun 2009-2011, Dahlan Iskan, untuk berkomentar.

Dalam tulisannya yang berjudul "Sengon 1 Triliun", Dahlan sampai menyebut pohon sengon harus diabadikan dan dijadikan monumen bagi PLN.

"Pohon sengonnya ada di Desa Malon. Nun jauh di Gunung Pati, 28 km selatan Semarang. Mati listriknya sampai Jakarta. Maka pohon sengon itu perlu diabadikan. Fotonya. Untuk dipasang di seluruh kantor PLN. Sebagai monumen," demikian dikutip dari catatan hariannya, Dahlan Iskan Way, Rabu (7/8/2019).

Menurut Dahlan, memang tidak seharusnya pohon itu tumbuh di dekat SUTET, karena berbahaya dan menyebabkan korsleting yang mengakibatkan arus listrik terhenti.

Namun, bukan pohon inilah yang jadi tersangka utama mati listrik berjam-jam kemarin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prediksi PLN Meleset

Lebih lanjut, menurut Dahlan, apa yang menyebabkan daerah Jawa Barat, DKI, Banten mengalami mati listrik adalah prediksi PLN yang meleset dengan melakukan pemulihan SUTET jalur tengah pada hari Minggu. Sebagai informasi, arus listrik di Jawa dialiri melalui dua SUTET, yaitu jalur utara dan jalur tengah.

Pemulihan SUTET jalur tengah dilakukan karena PLN memprediksi konsumsi listrik Jakarta dan sekitarnya turun drastis pada Minggu, sehingga arus listrik dinilai bisa dialirkan lewat SUTET jalur utara saja.

Sayangnya, ada pohon sengon yang menyenggol SUTET tersebut.

"SUTET Utara kena sengon. SUTET tengah lagi diperbaiki. Akibat hilangnya pasokan dari dua SUTET tadi beban listrik kacau sekali," tulisnya.

Sementara, PLN masih terus menyelidiki penyebab pasti matinya listrik kemarin.

"Mohon izin berikan kami waktu untuk melakukan investigasi untuk melakukan assesement secara menyeluruh," tutur Plt Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani.

3 dari 3 halaman

PLN Potong Gaji Pegawai untuk Bayar Kompensasi Listrik Padam

Manajemen PT PLN (Persero) memutuskan akan memotong gaji pegawainya, untuk menutupi kompensasi pemadaman listrik yang terjadi‎ pada Minggu (5/8/2019) di sebagian Jawa.

Direktur Pengadaan Strategis II PT PLN (Persero) Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, untuk membayar kompensasi pemadaman listrik ke pelanggan sebesar Rp 839 miliar, PLN tidak mengambil dari biaya subsidi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tetapi berasal dari dana perusahaan dan melakukan penghematan pengeluaran perusahaan.

"Iya makanya harus hemat nanti," kata Djoko, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Menurut Djoko‎, salah satu pengeluaran yang bisa direm untuk kompensasi pemadaman listrikadalah memotong pendapatan pegawai. Hal ini menjadi pilihan, karena besaran gaji diberikan berdasarkan kinerja pegawai. Namun dia belum bisa menyebutkan besaran potongan gaji.

"Gaji pegawai kurangi, karena gini di PLN itu namanya merit order, kalau kerja enggak bagus potong gaji," tuturnya.

Djoko mengungkapkan, gaji yang dipotong bukan gaji dasar, tetapi gaji berupa tunjangan berdasarkan prestasi yang telah dicapai, potongan tersebut akan diberlakukan untuk semua pegawai.

‎"Namanya T2-nya diperhitungkan, jadi gini PLN ada tiga (jenis gaji), T1 gaji dasar, T2 kalau prestasi dikasih, kalau kayak gini nih kena semua pegawai," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.