Sukses

Sebagian Listrik Pulau Jawa Padam, Kementerian ESDM Diminta Investigasi

IERS mengusulkan kepada Kementerian ESDM melakukan investigasi terhadap penyebab pemadaman lisrik

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, menyarankan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan untuk melakukan investigasi penyebab utama terjadinya insiden pemadaman listrik massal di kawasan Jabodetabek dan sebagian Jawa pada Minggu (4/8/2019) kemarin.

"Untuk mengetahui faktor utama dari pemadaman listrik kemarin, itu perlu dilakukan investigasi oleh regulator, dalam hal ini Kementerian ESDM. Investigasi dilakukan untuk mengetahui penyebab utama pemadaman kemarin yang sampai 6-10 jam," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (5/8/2019).

Menurutnya, insiden pemadaman itu terjadi karena sistem jaringan. Dia menyoroti adanya gangguan transmisi pada sirkit utara Ungaran-Pemalang sistem Jawa-Bali 500 kilo Volt (kV).

"Kejadian kan terjadi lantaran ada gangguan di pembangkit area Unggaran-Pemalang sana, yang berpengaruh terhadap pasokan listrik dari timur ke barat," sebut dia.

Adapun berdasarkan laporan PLN, pemadaman listrik itu terjadi karena terputusnya transmisi pada sirkit utara Ungaran-Pemalang yang kemudian membuat pasokan listrik dari pembangkit di Jawa Timur menuju sisi barat di Pulau Jawa otomatis berpindah menuju selatan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengalihan Aliran Listrik Gagal

Pengalihan aliran daya ke sisi sirkit selatan kemudian gagal lantaran jaringan itu sedang mengalami masa pemeliharaan. Kondisi ini lantas membuat pasokan listrik terguncang sehingga mengakibatkan pembangkit secara otomatis berhenti operasi untuk keamanan pembangkit.

Itu menyebabkan pasokan listrik ke arah barat Pulau Jawa melemah, dan pembangkit yang terhubung dengan jaringan tersebut pun memutus pasokan listrik secara otomatis.

Menanggulangi hal itu, Fabby berpendapat, sistem jaringan ketenagalistrikan harus diperkuat dengan menambah transmisi dan menyiapkan cadangan pasokan yang mencukupi.

"Mungkin di bagian barat bisa buat tambahan pembangkit atau dilakukan penambahan transmisi dan gardu. jadi ketika ada gangguan memang ada pemadaman, tapi cukup di beberapa wilayah tertentu saja. Jangan di banyak tempat," ungkapnya.

Oleh karenanya, ia menekankan kepada Kementerian ESDM untuk mengawasi jalannya operasi sistem ketenagalistrikan sehingga pasokan listrik bisa tersebar merata.

"Jadi itu jadi tugas regulator yakni Kementerian ESDM untuk melakukan pengawasan sistem jaringan yang mencukupi. Karena pemakaian listrik kan paling besar ada di wilayah bagian barat," pungkas dia.

3 dari 3 halaman

Jokowi Pertanyakan Lambatnya Penanganan Listrik Padam

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangi Kantor Pusat PT PLN (Persero) pada Senin (5/8/2019). Hal ini untuk mendengar langsung penyebab listrik padamyang terjadi pada Minggu (4/8/2019) tidak terulang kembali.

Jokowi mengatakan, ke datanganya ke kantor PLN untuk mengetahui langsung penyebab pemadaman listrik pada Minggu. Dia pun menyesalkan peristiwa tersebut. Pasalnya, sebagai perusahaan besar ada mitigas dan jalan keluar untuk menghadapi kendala yang terjadi.

"Pagi hari ini saya datang ke PLN. Pertama saya ingin mendengar langsung peristiwa pemadaman total minggu kemarin. Dan dalam sebuah manajemen besar seperti PLN mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko yang dihadapi dengan manajemen besar tentu saja ada contigency plan, ada back up plan," kata Jokowi, di Kantor Pusat PLN Jakarta, Senin (5/8/2019).

Jokowi pun mempertanyakan, penanganan listrik padam yang tidak segera dilakukan dengan baik. Dia pun menyebut, peristiwa pemadaman listrik secara merata di Jawa Bali pun terjadi lagi setelah 17 tahun berlaku.

"Pertanyaan saya kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan dengan baik. Saya tahu peristiwa seperti ini pernah kejadian di tahun 2002, 17 tahun lalu untuk Jawa dan Bali," tuturnya.

Menurut Jokowi, seharusnya peristiwa padaman listriknyang terjadi pada 2002 lalu menjadi perlajaran, agar listrik padamsecara merata tidak terjadi lagi. Kondisi ini merusak reputasi PLN dan banyak konsumen yang dirugikan.

"Oleh sebab itu pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel-simpel saja. Kemudian kalau ada hal yang kurang ya blak-blakan saja. Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa masa yang akan datang," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.